TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Ombudsman Alvin Lie menyindir pernyataan dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi soal insiden yang terjadi pada kapal rombongan wartawan di Istana. Kapal mereka terbalik saat bertugas di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
“Saya sayangkan sikap Menteri Perhubungan yang langsung menunjuk kondisi cuaca sebagai penyebab, padahal belum dilakukan penyelidikan,” kata Alvin Lie dalam acara Ngopi Bareng Ombudsman di Jakarta, Rabu, 22 Januari 2020.
Sebelumnya sebuah kapal wisata KLM Plataran Pinisi Bali yang membawa wartawan dan biro pers kepresidenan terbalik saat berlayar dari dermaga Hotel Plataran menuju ke Pulau Bidadari di Labuan Bajo pada pukul 12.00 WITA, Selasa, 21 Januari 2020.
Sehari kemudian, Budi Karya dalam keterangannya, mengaku turut prihatin atas kejadian tersebut. “Saya instruksikan kepada UPP Labuan Bajo dan seluruh jajaran Ditjen Hubla untuk tetap waspada dan meningkatkan keselamatan pelayaran, mengingat cuaca yang masih kurang baik akhir-akhir ini,” ujar Budi.
Menhub juga memerintahkan Direktur Jenderal Perhubungan Laut untuk memperketat pengawasan di lapangan, memastikan petugas mengecek kelaikan kapal, dan membuat peta keselamatan angkutan laut.
Akan tetapi, Alvin menyebut insiden ini hanyalah satu dari sekian banyak kecelakaan yang terjadi pada angkutan perairan. Setiap hari, kata dia, ada saja kecelakaan yang terjadi. “Saking seringnya, sudah jadi bukan sudah berita lagi,” kata dia.
Contohnya, kata Alvin, yaitu kasus hilangnya kapal kargo MV Nur Allya. Kapal ini hilang kontak pada 20 Agustus 2019 di Perairan Obi, Halmahera, Maluku Utara. 27 orang menjadi korban dalam insiden ini.
Baru pada 30 September 2019, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan kesimpulan sementara. Kesimpulannya, kapal tenggelam karena muatan bijih nikel yang dibawa mengalami likuifaksi.