TEMPO.CO, Jakarta - Tahap konstruksi dari program reaktivasi rel kereta Rangkasbitung-Labuan, Provinsi Banten, molor. Penyebabnya, pembebasan lahan belum kunjung rampung sampai saat ini.
“Sebenarnya direncanakan tahun 2020. Karena lahan belum bebas, maka digeser ke 2021,” kata Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Jakarta-Banten, Jumardi saat dihubungi di Jakarta, Senin, 23 Desember 2019.
Reaktivasi ini adalah satu dari beberapa rel lama peninggalan Belanda yang akan diaktifkan kembali oleh Kementerian Perhubungan. Dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkeretaapian, selain jalur ini, reaktivasi akan dilakukan pada jalur Cilegon-Tanjung Lesung.
Keduanya sama-sama diarahkan sebagai akses menuju Tanjung Lesung yang tengah dikembangkan pemerintah sebagai destinasi wisata baru. Pemerintah menggelontorkan duit sebesar Rp 80,9 miliar untuk membangun sejumlah infrastruktur dasar seperti jalan.
Sementara untuk pembangunan fasilitas pendukung, pemerintah mencari investor yang bersedia berinvestasi.
Adapun di Banten, masih ada program pembangunan rel ganda Rangkasbitung-Merak. Tapi Jumardi memastikan fokus saat ini adalah reaktivasi Rangkasbitung ke Pandeglang, hingga Labuan. Untuk tahap pertama, pembangunan dilakukan pada segmen 1 yaitu Rangkasbitung ke Pandeglang.
FAJAR PEBRIANTO