TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) Zaenal Muttaqin menilai mantan Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra alias Ari Askhara sebagai orang yang zalim. Musababnya, selama ia menjabat Dirut Garuda, banyak kebijakan kontroversial yang menguntungkan segelintir orang.
Karena itu, kata Zaenal, ia dan rekan-rekannya sesama karyawan Garuda sudah sedari dulu mendoakan Ari Askhara agar segera lengser dari posisinya. "Jadi kami cuma berdoa, kapan Tuhan mendengar doa saya. Kapan orang zalim ini (Ari Askhara) berakhir di Garuda," ujar dia di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat, 6 Desember 2019.
Kini Zaenal dan teman-temannya yakin, Tuhan selalu mendengarkan permohonan orang-orang terzalimi, sehingga doa mereka bisa segera dikabulkan. Namun menurut Zaenal, hal ini juga bisa merugikan orang lain tidak hanya Ari Askhara. "Tapi baiknya di perkara ini hanya dia yang turun," ujarnya.
Zaenal menjelaskan, kebijakan aneh Ari Askhara yang merugikan para awak kabin antara lain menghentikan iuran anggota, mempersulit Perjanjian Kerja Bersama (PKB), dan menggrounded alias melarang terbang para pengurus serikat pekerja. Ari Askhara juga memecat sejumlah awak kabin Garuda tanpa dasar yang jelas. Bahkan, Ari juga membentuk serikat pekerja tandingan, khusus untuk membela kepentingannya.
"Cukup banyak kebijakan aneh Ari Askhara selama menjabat Dirut Garuda Indonesia yang benar-benar merugikan awak kabin. Maka dari itu, kami sangat bersyukur Pak Erick memecatnya," ujar Zaenal.
Namun, kata Zaenal, pencopotan Ari Askhara dari posisi Dirut Garuda Indonesia belum final. Sehingga pihaknya meminta pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN mengusut tuntas keterlibatan jajaran direksi Garuda lainnya, yang berupaya melakukan hal sama seperti Ari Askhara.
Menurut Zaenal, masih banyak jajaran direksi Garuda yang mengambil kebijakan merugikan bagi awak kabin dan perusahaan. "Secara tidak langsung berdampak terhadap masyarakat sebagai penumpang," katanya.