TEMPO.CO, Tuban - Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Tuban Mudji Slamet menduga masih banyak terdapat ranjau laut atau bom peninggalan penjajah Belanda di Pelabuhan Tuban.
Menurut Mudji, jika Pelabuhan Tuban akan dibenahi dan dibangun, harus terlebih dahulu dilakukan pembersihan ranjau laut itu.” Tentu berbahaya,” ujarnya pada Tempo, Jumat 29-11-2019.
Penegasan Kepala Dinas Perhubungan Tuban, Mudji Slamet ini menanggapi soal rencana rehabilitasi Pelabuhan Tuban di perairan laut sekitar Desa Remen dan Mentoso, Kecamatan Jenu—sekitar 15 kilometer arah barat Kota Tuban. Apalagi dijadwalkan akan ada kunjungan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi ke Pelabuhan Tuban, yang dijadwalkan pada Sabtu 30-11-2019.
Menurut Mudji, soal ranjau laut diketahui saat dia diundang Rapat Koordinasi di Kementerian Koordinator bidang Perekonomian bersama dengan Komandi Armada Timur, di Jakarta pada 2018 silam. Saat itu, agenda rapatnya membahas soal ranjau bom yang masih banyak terdapat di perairan laut sekitar Pelabuhan Tuban, di Desa Remen dan Mentoso, Kecamatan Jenu. “Saya sendiri yang diundang mewakili Kabupaten Tuban,” katanya.
Mudji mengatakan, jika Pelabuhan Tuban akan dibangun dan dibesarkan, tentu harus ada pekerjaan untuk membersihkan ranjau-ranjau bom di laut itu. Terutama, untuk dermaga yang menjorok di laut (reklamasi), membersihkan bom-bom yang ada. Dengan demikian, bisa mengantisipasi terjadinya kecelakaan jika pembangunan pelabuhan laut dijalankan. Untuk proses pembersihan ranjau bom laut itu, yang melaksanakan pihak Armatim Surabaya. ”Jadi para ahli bom di angkatan laut,” katanya.
Pelabuhan laut di Tuban, selama ini lebih untuk menunjang industri di kabupaten ini. Misalnya, sudah ada pelabuhan laut di kilang milik PT Trans Pacifik Petrochemcial Indotama (TPPI). Selan itu di sebelah selatan terdapat pelabuhan menyokong kebutuhan pengiriman batu bara untuk industri semen.
Kemungkinan, lanjut Mudji, untuk pembangunan pelabuhan di Tuban ini, bisa jadi mendukung proyek kilang minyak kerja sama antara Pertamina-Rosneft, yang dijadwalkan dimulai 2025 mendatang. Pasalnya, kilang minyak ini diprediksi menjadi terbesar di Tanah Air. Sehingga, untuk segala sesuatu persiapannya sudah mulai dari sekarang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dijadwalkan berkunjung pada Sabtu mendatang. Kedatangan Menteri Perhubungan, difokuskan untuk melihat sejumlah fasilitas di daerah ini. Mulai dari transportasi darat, dan juga fasilitas untuk transportasi laut penunjang industri minyak dan gas bumi serta industri besar lainnya.
SUJATMIKO