TEMPO.CO, Jakarta -Indonesia akan menjadi negara pertama di ASEAN yang menjadi mitra resmi atau country partner dalam pameran industri dan teknologi skala internasional, Hannover Messe 2020. Pameran ini rencananya digelar pada April tahun depan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan pemerintah bakal mempromosikan sawit dalam acara itu.
"Jadi di Hannover Messe itu kita akan berfokus pada investasi, ekspor, dan menjadi kesempatan buat kita untuk mempromosikan terkait sawit," ujar Airlangga di kantornya, Rabu, 30 Oktober 2019.
Komoditas sawit yang akan dipamerkan dalam pameran tersebut menyangkut pemanfaatannya sebagai bahan utama biofuel. Menurut Airlangga, promosi ini sekaligus mengkampanyekan industri sawit yang berkelanjutan di depan negara-negara anggota Uni Eropa atau UE.
Indonesia sebelumnya sempat berpolemik dengan UE terkait ekspor produk bahan bakar nabati berbasis minyak kelapa sawit. UE menuding Indonesia menyubsidi produk minyak sawitnya.
Karena tuduhan itu, UE menerapkan bea masuk sebesar 8—18 persen oleh Uni Eropa atau UE untuk produk biodiesel. Kebijakan ini berlaku sementara per 6 September 2019 dan ditetapkan secara definitif per 4 Januari 2020 dengan masa berlaku selama 5 tahun.
Pengenaan tarif impor tersebut merupakan buntut dari sengketa biodiesel antara Indonesia dan UE selama 7 tahun terakhir. Sengketa dengan UE sedikit-banyak mempengaruhi produksi sawit dalam negeri
Senada dengan Airlangga, Erick Thohir yang hadir dalam rapat pembahasan Hannover Messe 2020 berharap UE mengubah persepsinya terhadap sawit Indonesia. "Dengan adanya pameran ini.di jantung Eropa, baguslah kita kasih lihat, kita juga punya komoditas bagus yang selama ini selalu dianggap negatif gitu," tuturnya.
Dalam menyusun program mitra Hannover Messe 2020, Indonesia bakal memfokuskan sejumlah sektor manufaktur. Di antaranya otomotif, elektronik, makanan dan minuman, produk kimia, serta tekstil dan produk tekstil.
Pemerintah berharap bakal menarik investasi jumbo ke dalam negeri setelah menjadi partner strategis pameran tersebut. Saat ini, sudah ada 100 perusahaan yang terdaftar tertarik menjadi mitra pemerintah untuk unjuk gigi dalam pameran itu. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong agar nantinya ada 150 perusahaan bergabung.
FAJAR PEBRIANTO