TEMPO.CO, Jakarta - Pembebasan lahan untuk depo kereta layang ringan atau light rail transit (LRT) trase Cawang-Bekasi Timur hampir selesai. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sofyan Djalil mengatakan saat ini hampir 100 persen lahan telah mencapai konsinyasi.
"Sudah selesai semuanya. Tinggal menyelesaikan konsinyasi. Untuk pembebasan lahan semua hampir kelar," kata dia di kantor Kementerian Bidang Kemaritiman dan Investasi, Selasa, 29 Oktober 2019.
Sofyan menargetkan, pembebasan lahan depo dan jalur LRT trase Cawang-Bekasi Timur seluruhnya kelar pada November mendatang. Setelah rampung, kontraktor bisa segera mengebut pengerjaan konstruksi berupa depo, jalur, dan stasiun.
Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk Budi Harto mengatakan proyek pembangunan LRT Jabodebek secara keseluruhan telah 68 persen kelar. Pembangunan LRT trase Cawang-Cibubur tercatat paling progresif lantaran telah mencapai di atas 80 persen.
Sedangkan pembangunan trase lainnya, seperti Cawang-Dukuh Atas dan Cawang-Bekasi Timur baru di kisaran 50-60 persen rampung. "Yang ke arah sini (Jakarta) masih lebih rendah (kemajuannya). Ya, 50 persenlah," tuturnya.
Secara rinci, saat ini pembangunan prasarana LRT Jabodebek tahap I koridor Cibubur-Dukuh Atas hingga 4 Oktober 2019 telah mencapai 66,13 persen. Proyek lintas pelayanan 1 Cawang-Cibubur saat ini telah mencapai 85,7 persen. Sedangkan lintas pelayanan 2 Cawang-Kuningan-Dukuh Atas baru 56,1 persen. Sementara itu, lintas pelayanan 3 Cawang-Bekasi Timur baru mencapai 59,5 persen.
Pada pertengahan Oktober lalu, PT INKA sebagai penyedia sarana LRT telah mengirim satu rangkaian kereta (terdiri atas enam gerbong) untuk trase Cibubur-Cawang. Pengangkatan perdana gerbong LRT ini dilakukan di pit stop Stasiun Harjamukti, Cibubur.
Setelah pengangkatan perdana dilakukan, pemerintah mulai menguji coba sistem kereta hingga persinyalannya. Ditemui di tempat yang sama, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wid mengimbuhkan, uji coba sistem LRT akan dilakukan dalam waktu 6 bulan.
Uji coba ini dimulai pada Oktober hingga April nanti. Ditemui terpisah, Luhut mengatakan uji coba LRT sejatinya terlambat satu bulan dari jadwal semula. Sedianya, LRT bakal diujicobakan pada September lalu. "Uji coba LRT terlambat satu bulan. Tapi semua hampir selesai. LRT saya kira maju," ujarnya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan uji coba proyek LRT membutuhkan waktu yang lama lantaran pemerintah ingin memastikan keamanan operasional kereta. "Kita ingin proses uji coba dalam waktu yang cukup. Jadi jangan tergesa-gesa," ujarnya.
Setelah uji coba sistem, selanjutnya pemerintah dan operator akan melakukan uji coba publik pada 2021 nanti. Secara keseluruhan, LRT Jabodebek akan beroperasi paling lambat pada Desember 2021.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA