TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Universitas Indonesia Ari Kuncoro mengatakan tidak khawatir mengenai adanya konflik kepentingan yang mungkin bakal terjadi pada pada sejumlah menteri Jokowi. Hal itu merespons ihwal Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang memanggil para pengusaha ke istana untuk menjadi calon menteri.
"Saya rasa itu kan bisa diatur. Misal pensiun sementara dari perusahannya, segala macam. Tapi kita sudah coba yang lain-lain, akademisi sudah dicoba, politis sudah dicoba, mungkin perlu kita coba juga pemain bola. Ini namanya disebut continues improve," ujar Ari di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 21 Oktober 2019.
Ari yang juga merupakan Rektor UI menilai yang swd4resekarang diperlukan dalam kabinet jilid II pemerintahan Jokowi adalah empirical thinking atau orang-orang yang berpengalaman. Dia melihat selama ini birokrat tertarik pada outputnya, namun tidak terlalu memecahkan teka teki masalah.
"Untuk memecahkan teka-teki diperlukan pengusaha. Karena pengusaha banyak akalnya. Kabinet pertama mempersiapkan, sekarang adalah mengerjakan," ujar dia.
Dia menilai dengan masuknya pendiri-pendiri perusahaan startup akan membuat basis data yang kuat dalam membuat membuat kebijakan.
"Melihat apa yang dibutuhkan konsumen, lalu membuat kebijakan-kebijakan yang bisa membuat konsumen melirik kembali produk-produk dalam negeri. Selama ini kan impor-impor aja, wisata keluar negeri saja. Bisa ga di-package sehingga membeli dan pariwisata dalam negeri menjadi suatu pengalaman tersendiri. Itu lah dia fungsinya, berpikir out of the box," kata Ari.
Adapun satu per satu sosok calon pembantu Presiden Joko Widodo atau Jokowi mulai terkuak. Mereka mendatangi Istana Negara sepanjang pagi ini.
Setelah Mahfud MD, Bupati Minahasa Selatan Tetty Paruntu, dan Bos Go-Jek Nadiem Makarim, tokoh lain yang muncul di Istana adalah Komisaris Utama NET Mediatama Televisi Wishnutama. Disusul kemudian pengusaha Erick Thohir.
Nadiem dan Erick Thohir mengatakan pemanggilan dirinya oleh Presiden Joko Widodo terkait jabatan menteri. Dia mengatakan diminta menjadi menteri Jokowi di kabinet kerja jilid II.
HENDARTYO HANGGI | AHMAD IBNU FAIZ