TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya menjelaskan jenis moda transportasi yang akan digunakan di ibu kota baru. Transportasi yang akan digunakan adalah kombinasi berbagai moda seperti bus rapid transit (BRT), moda raya terpadu (MRT), lintas rel terpadu (LRT) serta autonomous rapid transit (ART), dan bus tanah air (amfibi).
Pemerintah sudah membuat kriteria angkutan massal di ibu kota baru. Kriteria yang diinginkan yakni, masyarakat harus membiasakan berjalan kaki dengan jarak antargedung harus dapat ditempuh berjalan kaki dalam 10 menit. Sementara itu, untuk jarak jauh di atas 5 kilometer tidak boleh lebih dari 30 menit. Adapun, penggunaan teknologi transportasi harus semodern mungkin.
"Teknologi seperti MRT, ART, Autonomous Rapid Transit akan kita hadirkan di sana. Teknologi itu sendiri masih belum terlalu banyak dilakukan tetapi dengan suatu semangat yang baik, dengan kemampuan teknologi yang dimiliki oleh teman-teman kita di PT Inka di kereta api, kita yakin dapat melakukan itu semua," ujarnya Kamis, 10 Oktober 2019.
Penggunaan berbagai teknologi transportasi ini perlu persiapan yang baik, terutama harus memenuhi faktor waktu tempuh, sistem tiket yang sederhana dan advance. "Kita lakukan dengan lebih advance. Kata smart sekali lagi menjadi suatu catatan menjadi catatan untuk konsep transportasi massal," ujarnya.
Inovasi-inovasi di ibu kota baru itu, kata Wiranto, harus berbasis rel bahkan kalau diperlukan adalah angkutan kapal. Dia menjelaskan ART merupakan moda yang memang baru di Indonesia, bentuknya seperti kereta cepat tetapi dapat digunakan di jalan raya dan berbasis rel. "Saya pikir ini suatu studi, kita akan lihat apa utilisasi itu akan berikan suatu efektivitas bisa terjadi atau tidak, tapi kalau kereta listrik bisa dipastikan (ada)," katanya.
Baca Juga: