TEMPO.CO, Jakarta -Pasar obligasi pada perdagangan hari ini diprediksi suram dan mengalami koreksi. Sebab, pasar obligasi saat ini minim sentimen pendorong sehingga menghambat investor untuk masuk.
Beberapa sentimen positif pada hari ini pun belum bisa menggerakkan pasar secara signifikan. "Tampaknya dengan banyaknya sentimen yang ada, kami melihat bahwa peluang untuk turun terlihat lebih besar pada pekan ini," ujar Direktur Riset Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus di Jakarta, Rabu 9 Oktober 2019.
Menurut Maximilianus , sentimen negatif yang mempengaruhi pasar obligasi adalah keputusan Amerika Serikat memasukkan 28 perusahaan dan agensi baru asal Cina ke daftar hitam. AS fokus pada perusahaan yang bergerak di bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), machinelearning dan pengawasan digital atas konsen Badan Intelijen AS. Tindakan ini membuat hubungan Cina-AS semakin buruk.
Sentimen negatif bagi pasar obligasi lainnya yakni pembatasan penerbitan visa AS dari pejabat Cina. Tindakan itu dipilih AS karena masalah penahanan dan penyalahgunaan kekuasaan terhadap kelompok minoritas Muslim di Xinjiang. Cina menilai AS memiliki ruang terlalu besar dalam urusan negara mereka sehingga mereka menyatakan agar AS tak mencampuri urusan dalam negeri Beijing.
Faktor negatif terakhir adalah AS yang membahas tentang pembatasan investasi dana pensiun ke saham emiten asal China. Walhasil, ketiga sentimen ini memperkeruh harapan pada negosiasi yang dijadwalkan berlanjut pada Kamis esok hari.
Karena berbagai pertimbangan dari sejumlah sentimen negatif itu, merekomendasikan investor obligasi untuk wait and see hari ini. "Kami merekomendasikan wait and see hari ini," katanya.