TEMPO.CO, Jakarta - Produsen motor listrik asal Indonesia, Sellis, mencatatkan penjualan positif dalam tiga tahun terakhir. Direktur PT Juara Bike Harlan mengatakan produknya laku 50 unit per bulan sejak 2017.
“Sejak diluncurkan 3 tahun lalu, penjualan mencapai 50 unit per bulan. Sebelumnya kami hanya memproduksi sepeda listrik,” kata Harlan di Hotel Milenium, Jakarta Pusat, Rabu, 2 Oktober 2019.
Menurut Harlan, pembukuannya makin melejit setelah Presiden merilis Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun tentang Percepatan Program Kendaran Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.
Dengan regulasi ini, agen pemegang merek kian memperoleh kepastian terhadap industri kendaraan listrik. Ia bahkan menargetkan persentase penjualan mereka berlipat dua digit setelah regulasi terbit.
Adapun selama motor listrik dijual di pasaran, Harlan mengatakan produknya paling banyak dipesan oleh masyarakat di Agats, Asmat, Papua. Ia tak menjelaskan secara rinci berapa angka pemesanan tersebut. Namun, ia memastikan produknya mayoritas dikapalkan ke kantor distributor Papua setiap bulan.
Menurut Harlan, motor listrik ini cocok untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Papua. "Di sana kan kesulitan BBM, tapi listrik mereka berlimpah ruah. Jadi transportasinya hanya bisa pakai ini,” ucapnya.
Masing-masing motor listrik dijual dengan harga beragam. Harlan menjabarkan, harga jual paling murah dipatok Rp 12 juta. Produk dengan harga paling rendah inilah yang favorit dicari oleh masyarakat Papua. Sedangkan harga tertinggi mencapai Rp 15 juta.
Meski penjualan kendaraan listrik tersebut bergerak positif, Harlan mengatakan perusahaannya masih menanti penerbitan peraturan turunan yang memungkinkan dikeluarkannya Surat Tanda Kendaraan Bermotor atau STNK. “Saat ini motor jalan tanpa STNK,” ucapnya.