Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pertumbuhan Konsumsi Semester II 2019 Diprediksi Melambat

image-gnews
Di hari Belanja Online Nasional (Harbolnas)12.12 situs Bukalapak menawarkan sebuah mobil seharga Rp 12 ribu. 12 Desember 2018. TEMPO/Wawan Priyanto
Di hari Belanja Online Nasional (Harbolnas)12.12 situs Bukalapak menawarkan sebuah mobil seharga Rp 12 ribu. 12 Desember 2018. TEMPO/Wawan Priyanto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - DBS Group Research memperkirakan pertumbuhan konsumsi pada semester II akan sedikit melambat dibanding semester I 2019. Pelemahan pertumbuhan konsumsi tersebut akibat rendahnya subsidi yang diberikan pemerintah. Sedangkan, konsumsi di luar Pulau Jawa bakal terpengaruh oleh rendahnya harga komoditas.

"Turunnya harga komoditas seperti batu bara, CPO dan harga produk pertanian lainnya akan berdampak  terhadap daya beli masyarakat di semester II. Apalagi industri berbasis komoditas pertanian menyumbang sepertiga dari total lapangan kerja," tulis laporan Analis DBS Group Research David Arie Hartono, Andy SIM, dan Cheria Christi Widjaja seperti yang diterima Tempo, Jumat 27 September 2019.

Selain itu, DBS Research memperkirakan daya beli konsumen pada semester II tidak akan sekuat seperti semester I. Sebabnya, daya beli masyarakat di semester I didukung pemilihan umum yang jatuh pada April dan Lebaran pada Juni 2019.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Produk Domestik Bruto (PDB) pengeluaran konsumsi rumah tangga triwulan II 2019 yang diukur atas dasar harga berlaku mencapai Rp 2.211 triliun. Ini berarti konsumsi rumah tangga menjadi komponen terbesar dalam pertumbuhan ekonomi.

BPS juga mencatat konsumsi rumah tangga sepanjang semester I 2019 tumbuh 5,1 persen dibanding semester yang sama tahun lalu. Sedangkan jika dilihat dari konsumsi atas dasar harga konstan 2010, konsumsi tumbuh 5,17 persen menjadi Rp 1.467,54 triliun secara triwulanan.

DBS berharap usai lebaran dan pemilihan presiden, pertumbuhan konsumsi tetap akan positif, terutama karena tidak adanya hari libur nasional dan peristiwa-peristiwa politik. Pedagang ritel bisa menargetkan kelas menengah ke atas untuk menjual produknya. Kelompok ini biasanya banyak membelanjakan uangnya untuk pakaian, meskipun tidak ada acara-acara khusus dan memiliki pendapatan lebih stabil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Katalis positif tersebut didukung lewat serangkaian kegiatan ‘Indonesia Great Sale’, yang diselenggarakan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI). Acara yang digelar di 321 mal selama 14-25 Agustus 2019 untuk menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia, bisa menjadi katalis positif bagi pertumbuhan konsumsi di semester II.

DBS berpendapat kegiatan yang memberikan diskon hingga 74 persen itu bisa memberikan katalis kepada seluruh perusahaan ritel di kuartal III. Apalagi, Aprindo menargetkan transaksi dalam ‘Indonesia Great Sale’ bisa mencapai Rp 35 triliun. Sedangkan, hari raya Natal diharapkan bisa meningkatkan belanja pada kuartal IV.

“Kami berharap penjualan ritel naik saat Natal dan di akhir tahun. Perusahaan ritel bisa meningkatkan penjualan mereka selama masa-masa ini. Tapi penjualan online dapat menjadi ancaman karena penjualan mereka juga bisa meningkat lewat program ‘Hari Belanja Online Nasional’ (Harbolnas) yang jatuh di bulan Desember," tulis laporan tersebut.

DIAS PRASONGKO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

19 jam lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani TEMPO/Tony Hartawan
Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.


Tips Kelola Keuangan dengan, Jangan Lupa Atur Porsi Konsumsi

1 hari lalu

Ilustrasi mengelola keuangan. Shutterstock
Tips Kelola Keuangan dengan, Jangan Lupa Atur Porsi Konsumsi

Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia Vera Margaret memberikan tips kelola keuangan dalam perencanaan keuangan.


Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

3 hari lalu

Power plan PLTP Lumut Balai I, Semende Darat Laut beroperasi sejak 2019. Dari pembangkit milik PT. Pertamina Geothermal Energy area Lumut Balai, energi sebesar 55Mw dialirkan untuk menjaga sistem kelistrikan di Sumbagsel. TEMPO/Parliza Hendrawan
Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

PGE berkomitmen dalam penghematan konsumsi energi dan pengendalian jumlah limbah.


Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

5 hari lalu

Seorang pekerja mengangkut pupuk urea bersubsidi dari Gudang Lini III Pupuk Kujang di Pasir Hayam, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (ISTIMEWA)
Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.


Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

10 hari lalu

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan soal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 2023 di Menko Perekonomian, Jakarta, Senin, 5 Februari 2024. Airlangga Hartarto mengatakan pertumbuhan ekonomi 2023 mencapai 5,05 persen atau lebih rendah dibandingkan tahun 2022 dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,31 persen. TEMPO/Tony Hartawan
Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal imbas serangan Iran ke Israel terhadap harga minyak dunia. Ia mengatakan pemerintah akan memonitor kondisi selama dua bulan ke depan sebelum membuat keputusan ihwal anggaran subsidi bahan bakar minyak atau BBM.


Pertamina Patra Niaga Perkirakan Konsumsi BBM Naik hingga Senin

13 hari lalu

Aktivitas pengisian truk tangki untuk distribusi bahan bakar minyak (BBM) di Depo BBM Pertamina di Plumpang, Jakarta, Selasa, 2 April 2024.  Sedangkan total kebutuhan energi nasional 5-6 persen dibanding rata-rata konsumsi harian normal. TEMPO/Tony Hartawan
Pertamina Patra Niaga Perkirakan Konsumsi BBM Naik hingga Senin

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting memperkirakan konsumsi BBM naik hingga Senin, 15 April 2024.


Pertamina Patra Niaga: Konsumsi Pertamax Naik 26 Persen di Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara saat Lebaran

14 hari lalu

Ilustrasi SPBU Pertamina. ANTARA
Pertamina Patra Niaga: Konsumsi Pertamax Naik 26 Persen di Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara saat Lebaran

Pertamina Patra Niaga konsumsi Pertamax selama mudik Lebaran meningkat 26,3 persen di wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara


Pertamina Patra Niaga Sebut Konsumsi BBM Capai Puncak Tertinggi di H-1 Lebaran

15 hari lalu

Warga tengah mengisi bahan bakar pada SPBU di Jakarta, Senin, 2 Oktober 2023. PT Pertamina (Persero) resmi melakukan penyesuaian harga BBM non-subsidi pada 1 Oktober 2023 untuk jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, Pertamina Dex, dan Pertamax Green 95. Tempo/Tony Hartawan
Pertamina Patra Niaga Sebut Konsumsi BBM Capai Puncak Tertinggi di H-1 Lebaran

Pertamina Patra Niaga menyebut kenaikan tertinggi gasoline terjadi pada produk Pertamax Turbo yang mencapai 104 persen.


Permintaan Ekspor Komoditas Durian Tinggi di China

23 hari lalu

ilustrasi panen durian (pixabay.com)
Permintaan Ekspor Komoditas Durian Tinggi di China

Ekspor komoditas buah durian masih di bawah nanas dan pisang.


Daftar Komoditas Ekspor Indonesia yang Unggul di Berbagai Negara

24 hari lalu

Kakao yang sudah dipanen dijemur di halamn rumah petani di Desa Gantarang Keke, Sulawesi Selatan, 8 Mei 2015.   Penurunan nilai ekspor diperkirakan karena pergeseran penjualan, dari ekspor ke industri kakao dalam negeri. REUTERS/Yusuf Ahmad
Daftar Komoditas Ekspor Indonesia yang Unggul di Berbagai Negara

Apa saja komoditas ekspor nonmigas Indonesia yang menjadi unggulan?