TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto berjanji dan memastikan pengurusan perizinan di lembaganya berjalan cepat. Ia menyadari, kecepatan layanan perizinan ini akan mempermudah investor melakukan eksplorasi maupun eksploitasi.
Untuk memastikan pengurangan hambatan ydalam sistem birokrasi SKK Migas, Dwi memastikan pihaknya akan menindak tegas oknum yang menghalanginya. "Kalau sampai ada kawan-kawan [pegawai SKK Migas] tidak sejalan untuk membuat lebih cepat, akan kami pindah. Karena sekarang SKK Migas punya 5 perwakilan di daerah," katanya, dalam konferensi pers 43rd IPA Convex 2019, Rabu 4 September 2019.
Dwi mengatakan, tantangan yang ada di pundak pemerintah dan SKK Migas untuk mendukung investasi migas adalah memastikan adanya konsistensi kebijakan. Selain itu, ada juga tuntutan melakukan debirokratisasi.
Karena itu, Dwi juga mengharapkan investor maupun pihak Indonesian Petroleum Association (IPA) melapor kepadanya jika ada karyawan SKK Migas yang memperlambat perizinan. Sebab, pihaknya punya kepentingan untuk mempercepat pembahasan, pengembangan, serta proses perizinan pada investasi migas mengingat penurunan produksi yang terus terjadi.
Menurut Dwi, selain melakukan optimalisasi di lapangan produksi, investor harus berkomitmen untuk menjalankan aktivitas sesuai rencana kerja dan keuangan tahunan.
"Untuk investasi, ke depan, sesungguhnya potensi kita cukup menantang. Dari 128 cekungan, yang dieksplorasi baru 54 cekungan, selebihnya belum dieksplorasi. Dari 54 yang aktif, yang berproduksi baru 18, jadi potensi masih cukup terbuka," tambahnya.
Namun, dia mengakui, beberapa dari cekungan itu berada di laut dalam. Imbasnya, investasi yang dibutuhkan pun semakin besar. Sementara, investor global selalu melihat keuntungan ketika ingin menanamkan modalnya untuk kegiatan produksi migas di suatu negara.
Meski demikian, Dwi optimistis, investasi tetap bisa masuk karena SKK Migas akan menerapkan efisiensi produksi, yang menjadi salah satu komponen yang diperhitungkan investor. Salah satu caranya yaitu membentuk 7 klaster area garapan migas, agar kegiatan produksi bisa lebih efisien dan maksimal.
BISNIS | FAJAR PEBRIANTO