TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan menyatakan Indonesia menargetkan nilai perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) mencapai US$ 50 miliar.
"Tahun lalu total perdagangan bilateral antara Indonesia dan AS mencapai 29 miliar (dolar AS), dan kami setuju untuk meningkatkan hingga 50 miliar dolar AS," ujar Kasan dalam diskusi di Gedung Kemendag, Jakarta, Selasa, 20 Agustus 2019.
Peningkatan perdagangan dengan AS sendiri adalah bagian dari rencana pemerintah untuk meningkatkan perdagangan bilateral dengan negara-negara di dunia. Selain AS, Indonesia juga menargetkan peningkatan perdagangan dengan India hingga mencapai US$ 50 miliar pada 2025 dan dengan Korea Selatan hingga mencapai US$ 30 miliar pada 2022.
Selain itu, pemerintah telah menandatangani persetujuan kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA) dengan Australia pada Maret 2019.
Sementara di tingkat regional, Indonesia saat ini sedang menegosiasikan kemitraan ekonomi komprehensif regional (RCEP) dengan beberapa negara di Asia Pasifik, yang termasuk di antaranya negara-negara anggota ASEAN dan Australia, Jepang, Cina, Korea Selatan, India, dan Selandia Baru.
Baca Juga:
Kasan berharap kesepakatan RCEP dapat diselesaikan pada akhir tahun ini. Namun, dia belum memberikan waktu persis kapan peningkatan perdagangan dengan AS mencapai nilai US$ 50 miliar.
"Memang kapan persisnya itu belum disebut, tapi kedua belah pihak sepakat bahwa kita ingin meningkatkan 50 miliar dolar AS, dari posisi waktu itu 2017, yang 28 (miliar dolar) itu," ujar Kasan. "Tapi bayangin, dari yang 28 itu setengahnya kita surplus."
KODRAT | RISANDA ADHI PRATAMA