Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sultan HB X Tanggapi Data BPS Soal Rasio Gini Yogya Tertinggi

image-gnews
Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X beserta keluarga menggunakan hak pilihnya di TPS 15, Kelurahan Panembahan, Kecamatan Kraton Yogyakarta atau di rumah bernama Ndalem Cokronegaran pada Rabu, 17 April 2019. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X beserta keluarga menggunakan hak pilihnya di TPS 15, Kelurahan Panembahan, Kecamatan Kraton Yogyakarta atau di rumah bernama Ndalem Cokronegaran pada Rabu, 17 April 2019. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X (Sultan HB X) menanggapi data Badan Pusat Statistik soal tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk (rasio gini) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut Sultan, data itu hanya merepresentasikan kondisi kemiskinan dari faktor pengeluaran warga untuk konsumsi saja.

“Tidak menyangkut masalah pendidikan dan kesehatan, aset warga juga tidak dihitung,” ujar Sultan HB X di sela penandatangan MoU optimalisasi Pendapatan Asli Daerah bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Yogya Selasa 16 Juli 2019.

BPS menyatakan sepanjang Maret 2019, provinsi DIY tercatat menjadi daerah dengan rasio gini tertinggi di Indonesia. Ketimpangan di DIY itu tercatat dengan angka mencapai 0,423 poin. Sedangkan ketimpangan yang terendah terjadi di Provinsi Bangka-Belitung dengan angka rasio gini 0,269.

Sultan menuturkan warga Yogya memiliki suatu kultur sendiri yang selama ini tak bisa tertangkap utuh oleh BPS untuk menentukan kondisinya sebenarnya miskin atau tidak.

Warga di pedesaan Yogya, ujar Sultan, sebagian masih menggunakan prinsip berhemat untuk kebutuhan sendiri namun mau jor-joran untuk kebutuhan lainnya. Misalnya untuk mengembangkan ternak.

“Jadi ketika warga berpikir ‘Saya ngirit (berhemat), mau puasa terus untuk makan’ dan hanya mengeluarkan Rp 430 ribu per bulan untuk makan, maka otomatis dia akan dikategorikan (oleh BPS) miskin. Walaupun pendapatan sebenarnya di atas itu,” ujar Sultan.

Sultan mengaku di Yogya, kadang ia bingung saat berdialog dengan warga yang dianggap masuk kategori miskin. Saat ditanya, warga tersebut mengaku rela makan seadanya apa yang dimiliki, entah bergizi atau tidak asalkan ternaknya semua dalam kondisi sehat.

“Walaupun demikian jawaban warga, kami tetap akan upayakan warga miskin ini berkurang,” ujarnya.

Sultan meminta tingginya rasio gini di Yogya, jangan melulu dimaknai secara negatif. Tapi juga ada positifnya. Dalam hal ini artinya di Yogya ada pertumbuhan ekonomi. Sebab jika ekonomi tidak tumbuh maka tidak akan ada persoalan rasio gini.

Hanya masalahnya dengan pertumbuhan yang meningkat di Yogya itu, peluang di masyarakat berbeda-beda.  Yang mampu bisa menikmati yang tidak mampu tidak akan mendapatkan porsi. Ini berimplikasi pula pada ketimpangan wilayah satu dengan lainnya di DIY.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebagai contoh di DIY yang baru dibangun bandara baru di Kulon Progo. Pemerintah berharap adanya bandara itu mendongkrak perekonomian warga Kulon Progo namun peluang pertumbuhan ekonomi ini pun hanya terjangkau warga yang memiliki akses.

“Makanya ketika bandara itu dibangun, kami didik warga Kulon Progo yang tak punya akses supaya bisa memiliki akses berupa kompetensi dan meningkatkan penghasilannya saat bisa bekerja di situ,” ujarnya.   

Sultan membeberkan, Yogya sebagai kota wisata memiliki cukup banyak sektor informal seperti pedagang kaki lima (PKL). Sebagian besar pekerja PKL ini pendapatannya tak lebih tinggi dari pegawai negeri sipil dan pekerja formal lain. Perbedaan pendapatan sektor formal dan non formal ini, ujar Sultan juga sangat mempengaruhi catatan rasio gini.

Sultan pun menuturkan untuk mengatasi rasio gini yang timpang ini, pemda DIY akan berfokus meningkatkan pertumbuhan ekonomi di dua kabupaten dengan penduduk miskin terbanyak yakni Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon Progo.  

“Tapi sekarang saat pemerintah daerah memperbaiki sarana wisata di Gunungkidul atau Kulonprogo agar kunjungan tinggi, apa iya PKL di sana akan meningkatkan pendapatan para pelayannya? Kalau tidak ya rasio gini akan tinggi, jadi ini tidak mudah,” ujarnya.

Sultan menuturkan, rasio gini tetap dibutuhkan untuk mendeteksi pertumbuhan ekonomi. Yang menjadi persoalan bagaimana dengan rasio gini itu ketimpangan tidak terlalu tinggi.  

“Saya kira problem rasio gini di situ, semoga nanti yang masuk sektor kerja itu sudah tidak lagi lulusan pendidikan rendah tapi minimal SMA sehingga pendapatannya naik,” ujarnya.

Anomali data kemiskinan di Yogya ini dibenarkan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset DIY, Bambang Wisnu Handoyo. “Jadi ketika pendapatan warga rata-rata Rp 1,2 juta namun pengeluaran konsumsi kurang dari Rp 430 ribu itu masuk kategori miskin,” ujarnya.       

Baca berita Sultan HB X lainnya di Tempo.co

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

4 hari lalu

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung, Priok, Jakarta, Senin, 15 Januari 2024. Namun nilai ekspor mengalami penurunan secara tahunan. Tempo/Tony Hartawan
Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024


Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

4 hari lalu

Pengunjung melihat layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 16 April 2024. IHSG ambruk di tengah banyaknya sentimen negatif dari global saat Indonesia sedang libur Panjang dalam rangka Hari Raya Lebaran 2024 atau Idul Fitri 1445 H, mulai dari memanasnya situasi di Timur Tengah, hingga inflasi Amerika Serikat (AS) yang kembali memanas. TEMPO/Tony Hartawan
Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.


Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

4 hari lalu

Tumpukan peti kemas di Pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1) Jakarta, Kamis, 22 Februari 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi penurunan ekspor dan impor pada Januari 2024. Nilai ekspor Januari 2024 turun jika dibandingkan bulan sebelumnya pada Desember 2023 yang sebesar 22,39 USD miliar. TEMPO/Tony Hartawan
Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.


BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

4 hari lalu

Buruh pelabuhan membongkar beras impor asal Thailand dari kapal kargo di Pelabuhan Boom Baru, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 1 Maret 2024. Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Selatan-Bangka Belitung mendapatkan pasokan beras impor sebanyak 42.000 ton beras dari Thailand, Vietnam, Myanmar yang akan didistribusikan ke dua provinsi yaitu Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung sebagai cadangan beras pemerintah untuk menjamin ketersediaan dan stabilitas harga.  ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.


BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

4 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.


Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

4 hari lalu

Tumpukan peti kemas di Pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1) Jakarta, Kamis, 22 Februari 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi penurunan ekspor dan impor pada Januari 2024. Nilai ekspor Januari 2024 turun jika dibandingkan bulan sebelumnya pada Desember 2023 yang sebesar 22,39 USD miliar. TEMPO/Tony Hartawan
Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.


Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

4 hari lalu

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung, Priok, Jakarta, Senin, 15 Januari 2024.  Badan Pusat Statistik atau BPS mengumumkan total nilai ekspor Indonesia pada Desember 2023 mencapai US$ 22,41 miliar. Tempo/Tony Hartawan
Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

8 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Ribuan Warga Mengantre dari Pagi Demi Bisa Salami Sultan HB X Saat Open House

10 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Ribuan Warga Mengantre dari Pagi Demi Bisa Salami Sultan HB X Saat Open House

Ribuan warga tampak berbaris mengular untuk bertemu Sultan HB X untuk open house sejak pagi hingga jelang tengah hari, Selasa 16 April 2024


Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

12 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?