TEMPO.CO, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atau RUPST PT Telkom Indonesia Persero Tbk (Telkom) untuk Tahun Buku 2018 yang digelar hari ini, Jumat 24 Mei 2019, menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 16,23 triliun.
Baca: Saham Telkom Melesat di Tengah Kabar Bakal Suntik Dana ke Gojek
Rapat menyetujui payout ratio sebesar 90 persen ini, dengan rincian 60 persen atau sebesar Rp 10,82 triliun di antaranya merupakan dividen tunai. Sisanya sebanyak 30 persen atau Rp 5,41 triliun merupakan dividen spesial.
Sementara itu, sisa dana sebesar 10 persen atau Rp 1,80 triliun merupakan laba ditahan. "Dividen Tunai dan Dividen Spesial Tahun Buku 2018 akan dibayarkan secara sekaligus selambat- lambatnya pada tanggal 27 Juni 2019," kata Direktur Keuangan Harry M.Zen, di Hotel Four Season Jakarta, Jumat, 24 Mei 2019.
Adapun yang berhak menerima dividen tunai dan dividen spesial adalah para pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan per tanggal 13 Juni 2019 sampai dengan pukul 16.15 WIB.
Sesuai dengan keputusan RUPST tersebut maka perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 18 triliun sepanjang 2018. Dari nilai itu, 90 persennya akan dibagikan sebagai dividen, sedangkan 10 persen sisanya digunakan untuk membiayai pengembangan usaha Perseroan.
"Dengan porsi 90 persen itu, neraca perusahaan tahun ini tidak akan terganggu sama sekali," ujar Harry.
Adapun laba bersih ini dihasilkan dari Pendapatan Perseroan di tahun 2018 yang mencapai R130,8 triliun. Nilai itu menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 2 persen dibanding tahun 2017 dengan EBITDA Rp 59,2 triliun.
Menurut Harry, bisnis digital yang meliputi konektivitas broadband dan layanan digital menjadi mesin pertumbuhan perseroan yang meningkat secara signifikan sebesar 23,1 persen, sehingga kontribusi bisnis digital di tahun 2018 kian dominan menjadi 63,0 persen dari total pendapatan.
Baca: Sri Mulyani Beberkan Penyebab Garuda Indonesia Tak Setor Dividen
Adapun total belanja modal Telkom pada tahun 2018 adalah sebesar Rp 33,6 triliun yang terutama digunakan untuk meningkatkan kapabilitas digital melalui pembangunan infrastruktur broadband. Sampai dengan akhir tahun 2018, Telkom telah memiliki total Base Tranceiver Station (BTS) sebanyak 189.081 unit dengan BTS 3G dan 4G LTE sebanyak 138.771 unit.