TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) meminta pemerintah dapat menjamin keamanan di jalur tol Trans Sumatera yang sudah beroperasi maupun yang masih fungsional selama musim mudik Lebaran 2019.
Baca: Jalan Tol Trans Jawa Mudahkan Pelancong Berwisata Sehari
Baca Juga:
"Masyarakat awam yang sering melintasi jaringan nontol Lintas Timur Sumatera sudah paham daerah mana saja yang cukup rawan tindakan kejahatan. Jangan sampai tindakan kejahatan tersebut beralih ke jalan tol yang sudah beroperasi sebagian," tutur pengurus MTI, Djoko Setijowarno, dalam keterangan yang diterima, Ahad 19 Mei 2019 malam.
Djoko mengatakan, jaminan keamanan diperlukan untuk pemudik yang menggunakan Tol Trans-Sumatra, terutama ruas tol Bakauheni--Terbanggi Besar--Pematang Panggang--Kayu Agung--Palembang.
Dia menilai, demi memberikan jaminan keamanan bagi pengguna tol ini adalah mengedukasi pengguna tol untuk mencatat nomor call centre atau pusat penggilan yang terpampang di sepanjang tol tersebut. Selain itu, selama musim mudik dan balik, di setiap Gerbang Tol ditempatkan minimal dua orang bersenjata dari kesatuan Brimob, TNI AL atau TNI AD.
"Juga di beberapa titik yang dianggap rawan kriminal ditempatkan penembak jitu atau sniper. Dengan adanya aparat keamanan ada jaminan rasa aman bagi pemudik," jelasnya.
Pada mudik Lebaran 2019, selain terhubung tol Trans-Jawa, di Sumatera juga beroperasi sebagian tol Trans-Sumatera. Adapun ruas tol yang beroperasi berada di Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Lampung.
Baca juga: Mudik 2019, Antisipasi Macet Jadi Fokus Operasi Ketupat
"Keberadaan Tol Trans-Sumatera ini sangat membantu mempersingkat waktu perjalanan. Bakauheni-Bandar Lampung hanya butuh waktu 45 menit, sementara menggunakan jalan nontol Lintas Timur Sumatera bisa 2 jam hingga 2,5 jam," tuturnya.
Menurutnya, jika sudah terhubung ke Palembang sepanjang 366,03 km dari Bakauheni hanya memerlukan waktu tempuh 4 jam. Padahal, saat memakai jalan Lintas Timur waktu tempuh berkisar 10jam--12 jam. "Ini menyingkat waktu 70 persen," kata Djoko.
BISNIS