TEMPO.CO, New York - Dugaan cacat produksi pesawat Boeing 737 Max 8 oleh Boeing Co kembali berbuntut perkara. Produsen pesawat itu lagi-lagi harus berhadapan dengan hukum karena pemegang sahamnya mengajukan gugatan.
Baca juga: Boeing Akui B 737 MAX Cacat, Kemenhub Tunggu KNKT
Seperti ditulis Reuters pada Selasa, 9 April 2019, pemegang saham Boeing bernama Richard Seeks, melayangkan gugatan lantaran mereka merasa ditipu perusahaan. Dia menyebut Boeing Co telah menyembunyikan adanya kekurangan dalam perakitan pesawat 737 Max sebelum dua insiden kecelakaan fatal terjadi.
Gugatan tersebut diajukan ke Pengadilan Federal Chicago, Amerika, pada Selasa lalu. Dalam poin gugatan itu disebut, pemegang saham meminta ganti rugi atas dugaan pelanggaran keselamatan yang menyebabkan valuasi pasar Boeing diprediksi anjlok US$ 34 miliar.
Gugatan ini ditujukan langsung kepada CEO Boeing Co, Dennis Muilenburg, dan kepala keuangan perusahaan, Gregory Smith, sebagai terlapor. Adapun dalam keluhan penggugat, Boeing dianggap meraup keuntungan dan mengejar pertumbuhan dengan memasukkan 737 MAX ke pasar untuk bersaing dengan Airbus SE.
Masuknya Boeing ke pasar dianggap fatal karena perusahaan telah meninggalkan fitur "ekstra" atau "opsional" yang dirancang untuk mencegah Ethiopian Airlines dan Lion Air jatuh. Seeks mengatakan dugaan kecurangan Boeing mulai terkuak setelah kecelakaan Ethiopian Airlines dan Lion Air terjadi. Akibat insiden itu,157 penumpang tewas di Ethiopia dan 189 lainnya di Indonesia.
Seeks telah membeli 300 saham Boeing pada awal Maret lalu, kemudian menjual rugi pada dua pekan terakhir. Gugatan menuntut ganti rugi juga diajukan investor lainnya yang menanam saham di perusahaan Boeing pada periode 8 Januari hingga 21 Maret 2019.
Boeing sebelumnya telah dihadapkan dengan banyak tuntutan hukum setelah dua kecelakaan fatal terjadi. Sebelum pemegang saham menggugat, keluarga korban telah mengajukan tuntutannya.
Atas gugatan itu, juru bicara Boeing, Charles Bickers, belum berkomentar.
Sebelumnya, pihak Boeing menyatakan kejadian ini tak hanya berbuntut gugatan, tapi juga kemerosotan bisnis. Pesanan pesawat kepada perusahaan pada kuartal pertama anjlok menjadi 95 unit dari 180 unit di tahun sebelumnya. Boeing juga tak memperoleh pesanan 737 MAX sama sekali.
Pada 5 April, Boeing telah memangkas produksi Max 737 dari 52 unit menjadi 42 pesawat. Boeing juga sedang berkonsentrasi membarui perangkat lunak 737 MAX untuk mencegah kecelakaan lebih lanjut.
REUTERS