TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengimbau para aparatur sipil negara atau ASN tidak
golput saat pemilihan presiden atau Pilpres 17 April nanti. Imbauan itu ia sampaikan saat rapat kerja bersama Direktorat Perhubungan Laut di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Senin, 8 April 2019.
Baca juga: Megawati: Kalau Mau Golput, Emang Kamu Makan Dari Mana?
"Satu hal yang mungkin di luar konteks, tanggal 17 kita akan menjalani pilpres, pileg (pemilihan legislatif). Jangan golput, tentukan pilihan,” ujar Budi Karya di depan ratusan ASN-nya di ruang pertemuan gedung utama Kementeriannya.
Budi Karya bukan hanya mengimbau pegawai di Kementerian-nya tak tercemplung dalam golongan putih, tapi juga meminta mereka memikirkan pilihannya. Misalnya, kata dia, memperhitungkan supaya pemerintahan tetap berlangsung. Selain itu, mempertimbangkan agar tol laut tetap eksis.
“Pilihan harus memikirkan bagaimana Indonesia berlangsung, bagaimana tol laut tetap berlangsung, agar kita tetap eksis,” ujarnya.
Pernyataan pamungkas itu lalu diikuti tepuk tangan para ASN. Sebelumnya, pada waktu yang sama, Budi Karya memuji efektivitas tol laut untuk mendistribusikan logistik ke seluruh wilayah di Indonesia.
Menurut Budi Karya, tol laut berhasil mengurangi disparitas harga. Budi Karya juga mencatat, dalam data Kementeriannya, indeks logistik Direktorat Perhubungan Laut meningkat dari peringkat ke-63 menjadi 40. Selain itu, ia menekankan bahwa pemerintah saat ini telah berkomitmen untuk membangun wilayah Indonesia bagian timur melalui maritim. Artinya, pembangunan tidak berfokus di Jawa.
Adapun tol laut merupakan salah satu program yang dicanangkan Jokowi dalam Nawacitanya. Dalam pemaparannya saat pemilihan presiden 2014 lalu, Jokowi mengatakan tol laut adalah sebuah sistem yang akan menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar di Nusantara untuk kelancaran distribusi pasokan.
Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat, adanya tol laut berdampak pada kenaikan jumlah pengiringan barang via angkutan umu. Dalam 3 tahun terakhir, BPS menyatakan terjadi kenaikan jumlah pengiriman barang via angkutan laut sebesar 41 juta ton. Semula, pada 2015, barang yang diangkut menggunakan kapal laut hanya 238 juta ton. Sedangkan pada akhir 2018 mencapai 279 juta ton.
Baca berita golput lainnya di Tempo.co
FAJAR PEBRIANTO