TEMPO.CO, Jakarta - GORO Super Grosir milik Tommy Soeharto hari ini resmi meluncur di Cibubur, Jawa Barat. Direktur Utama PT Berkarya Makmur Sejahtera, Milasari Kusumo Anggraini mengatakan bangga dengan dilakukannya Grand Opening itu.
Baca juga: Priyo Budi Sebut Tommy Soeharto Kampanyekan Prabowo Secara Senyap
"Dengan demikian kami secara riil berkontribusi melalui pengembangan usaha melalui ‘ekosistem Gotong Royong(GoRo)’ yang merupakan contoh dari pemberdayaan ekonomi UMKM yang dikerjakan secara gotong royong," kata Milasari dalam keterangan tertulis, Ahad, 7 April 2019.
Menurut Milasari, GORO di Cibubur ini bermaksud menjaring pasar di wilayah Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. Komisaris Utama PT Berkarya Makmur Sejahtera, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto mengatakan, setiap satu provinsi akan memiliki satu toko GORO sendiri dan setiap kecamatan satu Goro Kemitraan dan sampai ke desa desa Goro Chanelling.
Putra mantan Presiden Soeharto ini mengatakan, hingga kini perkembangan GORO cukup fantastis. Selain di Cibubur, GORO juga telah mencapai Bandung, Wonosobo, Surabaya, dan Papua. Ditambah lagi dengan 69 gerai e-Warung Goro di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur.
“Cukup mengejutkan dan telah melampaui ekspektasi awal kami, di mana pemberdayaan ekonomi melalui GORO ekosistem ini terjadi dalam waktu singkat dan mendapatkan respon yang sangat baik dari pelbagai daerah,” kata Tommy.
Milasari menambahkan, hingga hari ini, Goro sudah ada di lima tempat, yaitu Cibubur, Surabaya, Wonosobo, Bandung, Papua dan memiliki total 69 warung. Juga e-warung Goro di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Karawang. Serta menggandeng delapan mitra Koperasi. Lebih dari 50 komunitas dan lebih dari 100 UKM bergabung.
Menurut Milasari, sejak soft opening sampai sekarang gerai tumbuh positif. Bahkan saat ini tercatat sudah ada delapan kemitraan bergabung dalam waktu lima bulan dan lebih dari 5 ribu pelanggan terdaftar aktif di Cibubur. "Mereka ini para pemilik usaha warung, resto, katering, kafe, kantor, hingga rumah tangga,” ujar Milasari.
Baca: Tommy dan Titiek Soeharto Dijadwalkan Ikut Nobar Film G30S/PKI
Nama pusat grosir GORO sebelumnya mencuat pada awal masa reformasi, dalam kasus tukar guling aset dengan Bulog. Catatan TEMPO, dalam kesaksiannya pada sidang 2 April 2003, Menteri Sekretaris Negara (Mensekneg) saat itu, mengatakan bahwa tukar guling Goro-Bulog atas izin Soeharto. Sebagai terdakwa kasus tersebut adalah bekas Kepala Bulog Beddu Amang.
Tukar guling aset antara PT Goro Batara Sakti dan Bulog yang dimaksud adalah berupa tanah di Kelapa Gading seluas 502.340 meter persegi. "Seluruhnya dilakukan berdasarkan kebijakan bekas Presiden Soeharto," tutur Moerdiono.