TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menggelontorkan belanja modal Rp 1 triliun untuk proyek pembangunan jalur kereta api Makassar-Parepare. Proyek tersebut dikerjakan Kementerian Perhubungan dan stakeholders melalui skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha atau KPBU.
Baca juga: Rel Kereta Api Makassar-Parepare Rampung 2018
"Pemerintah akan mendapatkan biaya investasi Rp 2,1 triliun dengan nilai belanja modal Rp 1 triliun dan biaya operasi Rp 1,1 triliun," ujar Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Zulmafendi di kantor Kementerian Perhubungan, Jumat, 5 April 2019.
Masa konsesi yang berlaku untuk pembangunan itu ialah 18,5 tahun. Adapun skema kerja sama ini disepakati Kementerian dengan PT Celebes Railway Indonesia (CRI). Kementerian juga meneken komitmen dengan penyedia penjaminan pemerintah, yakni PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII).
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian dengan pendukung lainnya, yaitu Perjanjian Penjaminan antara PT PII dengan PT CRI dan Perjanjian Regres antara PJPK dengan PT PII. Budi Karya menjelaskan, ruang lingkup perjanjian proyek perkeretaapian tersebut terdiri atas konstruksi, operasi, dan perawatan.
Dalam skema kerja sama itu, PT CRI akan membangun prasarana kereta api. Pembangunan ini meliputi jalur dan fasilitas operasi menuju kawasan industri Pabrik Semen Bosowa sepanjang 6,63 kilometer dan kawasan industri Pabrik Semen Tonasa sepanjang 8,85 kilometer.
Budi Karya menjelaskan, saat ini pemerintah masih mengelarkan pembangunan jalur kereta api Makassar-Parepare pada segmen Barru-Palanro sepanjang 44 kilometer. "Diharapkan selesai tahun ini dan beroperasi," ujarnya.
Proyek pembangunan kereta api Makassar-Parepare digadang-gadang bakal berdampak pada pertumbuhan ekonomi Makassar dan kota-kota sekitarnya di Sulawesi. Musababnya, pembangunan bakal menghubungkan pusat-pusat perekonomian yang ada seluruh wilayah di Sulawesi Selatan.