TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penerbangan Federal AS (FAA) menyampaikan akan meluncurkan tinjauan baru tentang keselamatan Boeing 737 MAX yang dipimpin oleh seorang pejabat tinggi otoritas keselamatan resmi AS. Seperti dikutip Bisnis.com, Kamis 4 April 2019, FAA belum mengungkapkan secara detail siapa aja yang akan dilibatkan dalam Tim Tinjauan Teknis tersebut, namun juru bicara pemerintah Kanada mengatakan negaranya akan bergabung.
BACA: Pembaruan Software Boeing 737 MAX Molor dari Target
Dilansir Reuters, FAA mengatakan pihaknya akan membentuk Tinjauan Teknis Otoritas Gabungan untuk memastikan keamanan Boeing 737 MAX. Tim ini akan meneliti perangkat lunak anti-stall yang diduga menjadi penyebab dua kecelakaan fatal Boeing 737 Max 8 di Indonesia dan Ethiopia, yang menewaskan hampir 350 orang.
Tinjauan ini akan dipimpin oleh mantan ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Christopher Hart, dan terdiri dari tim ahli FAA, NASA, serta otoritas penerbangan internasional. FAA mengatakan tim tersebut akan melakukan tinjauan komprehensif tentang sertifikasi sistem kontrol penerbangan otomatis pada pesawat Boeing 737 MAX.
“(Kami juga) akan mengevaluasi aspek-aspek sistem kontrol penerbangan otomatis 737 Max, termasuk interaksi desain dan pilotnya dengan sistem, untuk menentukan kepatuhannya terhadap semua peraturan yang berlaku dan untuk mengidentifikasi peningkatan di masa depan yang mungkin diperlukan," ungkap FAA dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Rabu 3 April 2019.
Peninjauan kembali ini dilakukan dua hari setelah FAA dan Boeing mengisyaratkan bahwa pesawat 737 Max mungkin akan dilarang terbang lebih lama dari perkiraan sebelumnya. Seperti diketahui, sejak 12 Maret 2019 lebih dari 300 pesawat Boeing 737 MAX dilarang terbang di seluruh dunia setelah dua kecelakaan fatah pada Oktober lalu di Indonesia dan bulan lalu di Ethiopia.
BACA: Detik-detik Jatuhnya Lion Air JT 610, Begini Isi Rekaman Pilot
Pekan lalu Boeing mengatakan bahwa mereka telah memprogram ulang perangkat lunak pada pesawat untuk mencegah data yang salah memicu sistem anti-stall. Senin lalu, Boeing berjanji akan mengirimkan pemutakhiran perangkat lunak ke FAA dalam beberapa pekan mendatang.
Produsen pesawat terbesar di dunia itu mengatakan sistem anti-stall, yang diyakini telah berulang kali mendorong hidung bagian bawah pesawat dalam kecelakaan pesawat Lion Air, akan diubah hingga hanya melakukannya satu kali setelah merasakan masalah.
BISNIS.COM