TEMPO.CO, Jakarta - Boeing Co. mengatakan perlu lebih banyak waktu untuk menyelesaikan pemutakhiran perangkat lunak (software) pesawat 737 Max. Pembaruan ini dilakukan untuk memperbarui sistem anti-stall, yang terkait dengan dua kecelakaan fatal dalam lima bulan terakhir, yang terjadi pada Lion Air JT610 dan Ethiopian Air ET302.
Baca juga: Bertemu Bos Boeing, Garuda Tunggu Kepastian Pengganti 737 Max 8
Dilansir Bloomberg, Boeing mengatakan pekan lalu akan menyerahkan dokumen akhir untuk perbaikan ke Administrasi Penerbangan Federal (FAA) pada 29 Maret untuk mengurangi agresitivas sistem otomatis pesawat dalam menekan hidung pesawat. Perbaikan juga untuk menambah redundansi agar sistem tidak mudah diaktifkan otomatis ketika sistem lain mengalami kegagalan fungsi.
FAA sebelumnya mengumumkan bahwa pembaruan perangkat lunak yang diusulkan ini tidak akan siap dalam beberapa pekan ke depan. Pembaruan ini juga akan diawasi ketat.
"FAA mengharapkan untuk menerima paket akhir Boeing tentang pemutakhiran perangkat lunaknya dalam beberapa pekan mendatang untuk persetujuan," ungkap FAA.
Namun ternyata, Boeing mengatakan pemutakhiran sistem yang disebut Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) ini belum akan akan siap dalam beberapa pekan mendatang.
Menurut salah seorang sumber, masalah integrasi perbaikan perangkat lunak dan arsitektur kontrol penerbangan pada pesawat terungkap ketika Boeing melakukan audit akhir dari pemutakhiran tersebut. Sumber tersebut mengatakan untuk memastikan bahwa MCAS akan bekerja seperti yang diinginkan sementara tidak mengganggu kontrol penerbangan yang ada tidak diperkirakan menjadi tantangan yang signifikan.
BACA: Luhut Desak Maskapai Turunkan Harga Tiket Pesawat per April
"Kami berupaya menunjukkan bahwa kami telah mengidentifikasi dan memenuhi semua persyaratan sertifikasi dengan tepat dan akan mengajukan tinjauan kepada FAA setelah selesai dalam beberapa minggu mendatang," kata Boeing dalam e-mailnya pada Senin 1 April 2019, seperti dikutip Bloomberg.
BISNIS.COM