TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto diperkirakan bakal menyerang calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi terkait isu infrastruktur mangkrak pada debat capres yang akan berlangsung pada malam hari ini.
Baca: Prabowo Mengaku Sulit Cari Pinjaman Bank dan Susah Jual Aset
Dalam segmen kedua dalam debat capres yang akan digelar di Golden Ballroom Hotel Sultan Jakarta ini akan dibahas soal infrastruktur, energi dan pangan. Anggota Tim Ekonomi, Penelitian, dan Pengembangan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Harryadin Mahardika, mengatakan sudah menyiapkan peluru tajam, yakni molornya proyek strategis nasional yang digarap Presiden Jokowi selaku calon inkumben.
Menurut Harryadin, tak sulit menemukan proyek mangkrak atau hanya terbangun sebagian oleh pemerintahan Jokowi. "Prabowo-Sandi yang akan memperbaiki perencanaan setiap proyek strategis," kata dia kepada Tempo, Kamis, 14 Februari 2019.
Harryadin mengungkapkan, kandidat yang dia dukung menyasar evaluasi infrastruktur yang lamban dibangun. Penundaan proyek, kata dia, baru bisa menjadi opsi jika terdapat indikasi merugikan negara atau tak layak dibangun pada masa kepemimpinan baru.
"Ada juga terobosan skema keuangan untuk mengurangi kebutuhan utang serta beban anggaran negara maupun perusahaan milik negara. “Ihwal detailnya, akan ada waktunya kami paparkan,” kata Harryadin.
Harryadin juga mengkritik sejumlah proyek nasional belum bisa digarap hingga akhir masa pemerintahan ini. Hingga akhir bulan lalu, Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) menjaring 15 proyek yang molor karena beragam alasan, dari sektor perhubungan, sumber daya air, hingga industri.
Sementara itu, Anggota Dewan Pakar BPN, Dradjad Hari Wibowo, mempertanyakan prioritas sisa proyek strategis. Derasnya proyek pada era Jokowi pun dia anggap tak mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Dradjad mempersoalkan realisasi belanja infrastruktur yang menyundul Rp 390 triliun pada 2017, dan alokasi Rp 410 triliun pada tahun berikutnya. “Pertumbuhan seharusnya naik ke minimal 5,5 persen, ternyata stagnan,” ucapnya.
Tim Prabowo-Sandi, menurut Dradjad, mencanangkan pembangunan infrastruktur berbasis massal untuk memperbaiki ketimpangan logistik. "Kenapa bukan kereta api yang diperkuat? Tol ramai saat Lebaran saja, karena mahal, sopir truk juga tak mau lewat."
Menanggapi hal itu, juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily, menilai tema infrastruktur tak menjadi soal pelik untuk kubunya. "Ini Jokowi banget. Yang dibangun dalam empat tahun terakhir adalah fondasi untuk dilanjutkan pada periode berikutnya," kata Ace.
Merujuk isi visi-misi TKN, kubu Jokowi masih akan mengembangkan infrastruktur wilayah perkotaan maupun yang berbasis digital. Menurut Ace, sudah ada rencana serangan balik untuk kritik terkait dengan utang dan korupsi, termasuk dominasi perusahaan pelat merah dalam proyek infrastruktur. “Kubu 02 akan 'nyinyir' pada hal yang klise. Pak Jokowi sudah sangat siap,” kata Ace.
Baca: Jatam Soroti Perusahaan Tambang di Sekitar Jokowi - Prabowo
Wakil Ketua TKN, Johnny G. Plate, mengatakan kubunya siap mendebat isu infrastruktur yang dinilai tak efisien. "Misalnya soal light rail transit (LRT), kami bisa berdebat soal keekonomiannya," ujar Johnny. "Yang jelas, efeknya terhadap masyarakat dalam jangka menengah dan panjang pasti tinggi."
YOHANES PASKALIS | HENDARTYO HANGGI | DEWI NURITA