TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengaku kesulitan mencari pinjaman uang ke bank. Tidak hanya berutang, dia juga mengaku susah menjual aset-asetnya.
Baca: Prabowo Sebut 25 Persen Anggaran Pemerintah Bocor
Prabowo mengatakan bahwa pasangannya Sandiaga Uno pun tak beda dengan dirinya. Oleh karena itu, tidak heran Prabowo dan Sandiaga selalu menggunakan paket hemat untuk berkampanye.
“Mau dagang susah, jual aset susah, temen-temen juga susah, Sandiaga juga susah. Ini negara punya siapa? Punya genderuwo,” katanya saat menghadiri acara ulang tahun Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Jakarta, Rabu, 6 Februari 2019.
Prabowo menjelaskan bahwa kondisi yang ia alami ini bertolak belakang dengan orang-orang yang telah mencuri uang rakyat, karena malah dilayani oleh perbankan. Padahal, dirinya berhak mendapat perlakuan sama.
“Hei elite. Jelek-jelek gini saya pernah pertaruhkan diri buat negara. Saya mau minjam duit tidak dilayani, tapi mereka yang ngemplang uang rakyat dilayani terus,” kata Prabowo. Hal itu pula yang disebutnya membuat baliho atau iklan-iklan tentang Prabowo-Sandi jarang terlihat saat masa kampanye belakangan ini.
Meski begitu Prabowo mengaku tidak begitu khawatir karena banyak relawan yang ikut berkontribusi. Selain itu, ia menilai pendukungnya militan.
Prabowo sebelumnya juga pernah bicara kesulitannya mengajukan kredit ke bank-bank di Indonesia. Padahal, dia adalah mantan perwira tinggi dan telah berjuang mati-matian untuk Indonesia. Oleh karena itu, jika terpilih menjadi presiden nanti, Pabowo akan memberikan kemudahan pinjaman tanpa pandang bulu.
Sebelumnya Prabowo juga mengatakan Indonesia merupakan negara yang kaya tapi bermasalah karena kekayaannya banyak yang dilarikan ke luar negeri dan habis dikorupsi. Dalam hitungannya, Prabowo memperkirakan, sebanyak 25 persen anggaran pemerintah Indonesia bocor.
Prabowo menyebut salah satu akibat dari maraknya mark up atau penggelembungan harga yang dilakukan oknum-oknum. Dengan hitungan 25 persen kebocoran dari anggaran pemerintah Indonesia yang mencapai Rp 2.000 triliun, maka hampir Rp 500 miliar uang yang hilang.
“Bayangkan jembatan harganya Rp 100 miliar ditulis Rp 150, 200, 300 miliar. Dan ini terjadi terus menerus,” ucap Prabowo.
Baca: Prabowo Sedih Lulusan SMA Hanya Jadi Pengemudi Ojek
BISNIS