TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menegaskan tidak boleh ada ego institusi dalam menangani serta mitigasi bencana.
Baca juga: Ignasius Jonan Imbau Warga Tak Dekati Gunung Merapi Radius 3 Km
"Ini masalah nyawa orang, jadi harus ditangani seakurat mungkin, untuk meminimalisir korban baik jiwa maupun kerugian harta benda," kata Jonan dalam membuka Geoseminar mitigasi bencana di Kementerian ESDM, di Jakarta, Senin.
Jonan menjelaskan, peristiwa tsunami Selat Sunda menjadi pelajaran penting bagi para lembaga atau institusi terkait yang menangani kebencanaan untuk bisa berkoordinasi dengan baik. Menurutnya, bencana geologi memang tidak ada yang menghentikan. Namun setidaknya prediksi dari gerakan tanah dan gejala alam lainnya misalkan gunung dan laut bisa dibaca datanya untuk dipahami pola prediksi.
Menurut Jonan, adanya keterbukaan antarlembaga membuat tingkat keakuratan prediksi bencana alam akan semakin besar. Dengan begitu antisipasi bisa dilakukan lebih dini.
"Saran dari Presiden, kalau perlu ada pendidikannya, tentang mitigasi dan dimasukkan kurikulum agar sosialisasi kebencanaan lebih tersebar dengan baik, " kata dia.
Ignasius Jonan menyarankan lembaga yang memiliki masukan terhadap penanganan bencana atau data-data untuk mendiskusikannya dengan mengundang instansi terkait misalnya LIPI, BMKG, PVMBG atau lainnya. Dengan keterbukaan tersebut diharapkan kejadian bencana seperti tsunami Selat Sunda dapat terkoordinir serta terkomunikasikan dengan baik secara terpusat dari pemerintah pusat dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat luas.
ANTARA