TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Agus H. Purnomo menyatakan bantuan kemanusiaan untuk korban bencana tsunami di pesisir pantai di Selat Sunda sudah mulai masuk ke wilayah terdampak. Bantuan tersebut itu masuk melalui jalur laut.
Baca: Tsunami Selat Sunda, PUPR Kerahkan 7 Ekskavator dan 12 Truk
Agus mengatakan bantuan kemanusiaan itu diangkut dengan kapal patroli KPLP KNP. 336 milik Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) kelas I Panjang ke Pulau Legundi dan kapal negara kenavigasian KN. Edam. Kapal tersebut membawa bantuan kemanusiaan dari KSOP Kelas I Banten untuk para korban bencana tsunami di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Senin, 24 Desember 2018.
"Selain membawa bantuan kemanusiaan, kapal KNP. 336 juga telah membantu mengevakuasi warga di Pulau Legundi sebanyak 42 orang dewasa dan anak-anak," kata Agus dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Selasa, 25 Desember 2018. Para warga itu kemudian dibawa ke Pelabuhan Ketapang guna penanganan lebih lanjut.
Sementara itu, kapal Negara KPLP KN. Jembio dari Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) Kelas I Tanjung Priok akan bertolak dari Dermaga Bakauheni membawa bantuan kemanusiaan ke Pulau Sebesi dan Sebuku Lampung pada hari ini.
"Hari ini, kapal KNP. Jembio akan menuju Pulau Sebesi dan Sebuku membawa bantuan kemanusiaan berupa bahan pokok dan bahan kebutuhan sehari-hari dari Pemerintah Daerah Provinsi Lampung bagi para korban bencana tsunami di kedua pulau tersebut," ujar Agus.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan menyiapkan sejumlah sarana akses jalur udara dan laut untuk mengangkut bantuan bagi korban pasca bencana tsunami di Pantai Selat Sunda. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan hal ini dilakukan guna memperlancar distribusi bantuan kepada korban bencana.
"Akses ke sini jalan daratnya hanya satu yang biasa digunakan masyarakat sehari-hari. Maka dari itu, Kemenhub memberikan solusi dengan menyediakan jalur lain yaitu melalui udara dan laut," ujar Budi Karya dalam keterangan tertulis, Senin, 24 Desember 2018.
Budi mengatakan kedua jalur itu dapat digunakan untuk pengangkutan barang baik logistik makanan, kesehatan maupun untuk pembangunan. Melalui jalur udara, Budi mengatakan untuk pengangkutan logistik dapat menggunakan pesawat jenis caravan yang mendarat di airstrip Tanjung Lesung.
"Kalau dengan helikopter kan kapasitasnya sedikit, nah kita bisa dari airstrip Tanjung Lesung menggunakan caravan. Kira-kira kapasitasnya untuk 12 orang dan muatan barang sekitar satu sampai dua ton. Jadi pendistribusian obat-obatan bisa langsung ke sana," kata dia.
Baca: Menteri Luhut Minta Ahli Selidiki Penyebab Tsunami Selat Sunda
Sedangkan melalui jalur laut, Kemenhub menyiapkan kapal-kapal negara untuk membantu menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi para korban bencana tsunami melalui Pelabuhan Merak.
HENDARTYO HANGGI