TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan prioritas utama pada masa tanggap darurat pasca bencana tsunami di Pandeglang dan Lampung Selatan adalah melakukan evakuasi korban meninggal dunia dan menyelamatkan korban yang hidup. Selain itu, fokus lainnya, membersihkan sampah dan puing, serta memenuhi kebutuhan air bersih dan sanitasi para pengungsi selama tujuh hari ke depan.
Baca: 5 Fakta Tsunami Selat Sunda: Dari Erupsi - Longsor Bawah Laut
“Dari sisi infrastruktur tidak banyak terdampak. Paling parah banyak sampah yang menjadi tugas kami untuk membersihkannya serta rumah-rumah semi permanen yang rusak,” kata Basuki dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Senin, 24 Desember 2018.
Untuk membantu pembersihan jalan Kementerian PUPR sudah mengirimkan sejumlah alat berat dan sebagian sudah berada dilapangan, yakni 7 ekskavator, 12 dump truck, dan 2 loader. Selain itu PUPR juga mengirimkan 16 mobil tangki air, 2 mobil toilet dan 20 hidran umum untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan sanitasi para pengungsi.
“Tambahan alat berat, peralatan air bersih dan sanitasi itu akan dikirimkan dari Jakarta dan Banten,” ujar dia.
Selain itu, pada beberapa lokasi pantai terdapat bangunan pengaman pantai atau breakwater yang dibangun Kementerian PUPR sehingga mengurangi daya rusak air seperti di Desa Way Muli, Pantai Rajabasa. Bangunan pengaman pantai terdapat di Pantai Jongor dan Kemuning di Pandeglang, Banten dan Pantai Kalianda dan Rajabasa di Lampung Selatan.
Basuki menjelaskan sejak Minggu pagi telah dilakukan pembersihan jalan di wilayah Labuan dan Carita yang saat ini sudah normal kembali setelah kejadian tsunami. Ia mengatakan apabila ada jalan yang terputus maka sesuai standar akan dilakukan pemulihan lalu lintas paling lama 7 hari.