TEMPO.CO, Jakarta - Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung pada triwulan III 2018 menjadi pertumbuhan tertinggi di Sumatera yaitu sebesar 7,09 persen. Persentase ini meningkat dari triwulan yang sama pada tahun 2017 sebesar 3,60 persen.
BACA: Bappenas Ungkap Alasan Pertumbuhan Ekonomi Stagnan di 5 Persen
Terdapat 4 sektor lapangan usaha yang tumbuh dan memberikan andil pada triwulan III 2018 diantaranya oleh sektor industri pengolahan, sektor pertanian, sektor pertambangan dan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor.
"Capaian ini menunjukan ketahanan perekonomian di Bangka Belitung cukup kuat ditengah ketidakpastian ekonomi global dan belum menggembirakannya harga komoditas Bangka Belitung," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bangka Belitung Tantan Heroika kepada wartawan, Rabu, 14 November 2018.
BACA: Jokowi Disarankan Tak Buy Back Saham Indosat Saat Ini karena ...
Tantan mengatakan nuansa positif dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi diperkuat oleh tingkat inflasi yang cukup terkendali sampai dengan Oktober 2018. Bulan Oktober 2018, Bangka Belitung mengalami inflasi 3,39 persen atau secara tahun kalender sebesar 1,80 persen.
"Apabila dilihat secara bulanan, pada Oktober 2018 Bangka Belitung mengalami deflasi 0,01 persen sedikit meningkat dari bulan sebelumnya yang mengalami deflasi 0,37 persen. Dan dilihat secara spasial, deflasi bulan Oktober disebabkan deflasi pada Kota Pangkalpinang sebesar 0,34 persen," ujar dia.
Menurut Tantan, walaupun mengalami deflasi di Oktober inflasi tahunan dari kelompok bahan pangan masih perlu mendapat perhatian. Secara tahunan inflasi bahan pangan, kata dia, masih cukup tinggi pada angka 5,62 persen, meningkat signifikan jika dibandingkan dengan Oktober 2017 sebesar 3,45 persen.
"Di sisi lain, inflasi angkutan udara juga perlu diwaspadai meskipun cukup terjaga sampai dengan bulan Oktober sehingga turut mendukung stabilitas inflasi. Secara tahunan, tarif angkutan udara masih mengalami deflasi pada bulan Oktober 2018 yaitu sebesar 3,38 persen namun berpotensi merangkak naik karena faktor musiman pada libur Natal dan Tahun Baru," ujar dia.
Tantan menuturkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2018 diperkirakan akan meningkat dan akan mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi tahun 2018. Hal tersebut dikarenakan sampai dengan akhir tahun 2018, kinerja pertambangan dan industri pengolahan berbasis timah diperkirakan akan cukup baik seiring dengan stabilnya harga timah dan tingginya permintaan ekspor untuk timah olahan.
"Selain itu, berlanjutnya masa panen raya untuk komoditas pertanian khususnya kelapa sawit akan mendorong pertumbuhan sektor perkebunan dan industri pengolahan yang berbasis kelapa sawit. Peningkatan realisasi proyek infrastruktur pemerintah khususnya terkait proyek irigasi sampai dengan akhir tahun juga turut memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi," ujar dia.
Tantan menambahkan momentum pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang terjaga ini perlu dimanfaatkan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas. Diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan resiliensi ekonomi Bangka Belitung.
"Sektor pariwisata menjadi salah satu sumber ekonomi potensial di Bangka Belitung. Kesiapan infrastruktur pariwisata dan konektivitas perlu menjadi perhatian seluruh pihak yang terlibat. Selain itu, upaya pengendalian inflasi yang efektif dan terukur juga terus diintensifkan antara lain melalui, penguatan produksi dan efisiensi tata niaga yang merupakan penyebab struktural inflasi di Bangka Belitung," ujar dia.
Baca berita tentang pertumbuhan ekonomi lainnya di Tempo.co.