TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan berujar rencana kontinjensi Indonesia dalam mengantisipasi bencana seperti gempa bumi masih belum matang.
"Tapi setelah melihat kemarin, kita sepakat untuk menyusun kontinjensi," ujar Luhut di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Senin, 1 Oktober 2018.
Luhut berujar telah menggelar rapat bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati guna membahas rencana ini. Dalam pertemuan itu ia dan Sri Mulyani sudah saling menuangkan gagasannya. Gagasan tersebut nantinya akan dibahas kembali untuk dimatangkan.
"Tadi sepakat dengan Ibu Ani (Menteri Keuangan Sri Mulyani) besok rapat terbatas akan kita bawa," kata Luhut.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berujar tengah mengkaji suatu instrumen pembiayaan untuk daerah yang bisa digunakan kala terjadi bencana.
"Dengan frekuensi bencana di berbagai daerah, kami memikirkan untuk mendevelop suatu instrumen pembiayaan bagi daerah semacam asuransi yang bisa kita deploy," ujar Sri Mulyani.
Untuk menyusun instrumen tersebut, Sri Mulyani telah berkonsultasi dan melihat contoh dari negara-negara lain. Ia pun bakal mengumpulkan para ahli dalam pertemuan rutin IMF - World Bank guna mendiskusikan hal ini.
"Supaya Indonesia bisa menciptakan instrumen baru antar daerah, bisa masuk dalam APBN kita, bagaimana suatu support pada suatu daerah yang terkena bencana bisa langsung dilakukan, kemudian kita juga pikirkan bagaimana untuk memperkuat BNPB," kata Sri Mulyani.
Luhut berpendapat rencana kontinjensi itu penting, apalagi Indonesia berada di cincin api. "Kalau kita lihat dari tahun 2004 sampai sekarang, gempa bumi di Aceh, Nias, Mentawai, terus kemudian Bengkulu, Jawa, Bali, NTT, NTB, kemudian di Palu itu konsekuensi kita negara berada diatas ring of fire."
Luhut mengatakan potensi gempa bagi negara yang berada di lokasi cincin api sangatlah besar. Itu adalah dampak dari kerak bumi yang terus bergerak.
"Jadi pasti terjadi satu kali 60 tahun, 100 tahun atau berapa tahun, pasti akan terjadi pelepasan energi yang menimbulkan bermacam gempa itu," ujar Luhut.