TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Posko Harian Quick Response Team (QRT) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Sugeng Wibowo mengatakan pelabuhan Donggala dan Pantoloan di Palu, Sulawesi Tengah sudah dapat beroperasi pasca gempa dan tsunami yang mengguncang wilayah tersebut.
Baca juga: Kemenhub Sediakan 15 Trayek Tol Laut, Ini Rincian Rutenya
"Pelabuhan pada prinsipnya bisa dioperasikan, Donggala dan Pantoloan, walaupun jalan itu ada jembatan yang rusak," kata Sugeng di Kementerian Perhubungan, Ahad, 30 September 2018.
Sugeng mengatakan dari peta Marine Commad Center (MCC) kapal sudah bergerak. Menurut Sugeng sudah ada Ada bebebera kapal cargo dari swasta bisa masuk dengan segala fungsi yang ada.
Sugeng mengatakan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta agar cepat memberikan bantuan kepada korban. Karena hal itu, kata Sugeng, Kemenhub melihat lokasi dekat menuju pelabuhan Donggala dan Pantoloan adalah daerah Kalimantan, yaitu Bitung, Samarinda Balikpapan.
"Maka baru bantuan bisa yang lewat leut baru dari situ. Dari Bitung kemarin sore sudah berangkat kapal yang saat ini kabarnya sudah di atas Tolitoli, mudah-mudahan besok bisa sampai," kata Sugeng.
Lebih lanjut Sugeng mengatakan pada pukul 14.00 WITA berangkat kapal navigasi KN Niang besar dari Samarinda. Sugeng memperkirakan kapal KN Niang Besar akam tiba pada 1 Oktober pukul 09.00 dengan membawa bantuan.
"Ada 31 macam jenis baik dari makanan baju pakaian dalam jenset selimut dan sebagainya," kata Sugeng.
Dan nanti sore, kata Sugeng, satu kapal lagi kapal navigasi Kapal Merak akan berangkat dari Bitung.
"Karena dari bitung mungkin lebih dari 30 jam, mungkin sampainya besok lusa. Saya kira itu yang bisa saya sampaikan terkait dengan kegiatan dari sisi Kemenhub," ujar Sugeng.
Sebelumnya, gempa magnitudo 7,4 menggoyang Donggala, di Sulawesi Tengah, pada Jumat, 28 September 2018 sekitar pukul 17.02 WIB. Gempa ini kemudian disusul dengan terjadinya tsunami di wilayah Kota Palu.
Menurut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, gempa di Donggala dan tsunami di Palu disebabkan oleh aktivitas sesar Palu-Koro. Adapun hingga Sabtu siang, 29 September 2018 BNPB mencatat ada 48 orang meninggal dan 356 luka-luka akibat gempa di Donggala dan Palu.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, M. Pramintohadi Sukarno mengatakan Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri Palu ditutup lantaran terkena dampak gempa Donggala berkekuatan 7,7 skala Richter (SR), Jumat, 28 September 2018.
"Betul, bandara ditutup dari 28 September 2018 pukul 19.26 WITA sampai dengan estimasi 29 September 2018 pukul 19.20 WITA," ujar Pramintohadi kepada Tempo, Jumat, 28 September 2018. Penutupan itu sesuai Notam Nomor H0737/18.
HENDARTYO HANGGI | DIAS PRASONGKO | CAESAR AKBAR