TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, menargetkan Pelabuhan Kuala Tanjung bakal menjadi pelabuhan berskala internasional seperti untuk perdagangan Minyak Kelapa Sawit (CPO). Deputi Bidang Koordinasi SDA dan Jasa, Agung Kuswandono mengatakan pelabuhan ini akan difokuskan untuk menjadi pelabuhan transshipment serta mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei.
Baca: Malaysia-Indonesia Berencana Ekspor Minyak Kelapa Sawit ke Cina
“Kuala Tanjung bakal jadi pintu gerbang bagi arus perdagangan Sumatera ke pasar internasional dengan komoditas andalannya CPO dan Karet. Pelabuhan ini akan menjadi hub-internasional sebagai pintu masuk ke Wilayah Barat Indonesia,” kata Agung seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Rabu, 19 September 2018.
Agung mengatakan target tersebut bukan tanpa alasan. Pelabuhan itu, bernilai sangat strategis terutama bagi perdagangan internasional karena terletak di kawasan Selat Malaka. Selat ini merupakan selat yang paling sibuk dan ramai sebagai pusat transit kapal-kapal.
Menurut Agung, pada 2039 mendatang, pemerintah menargetkan volume arus peti kemas di Kuala Tanjung mencapai 12,4 juta Teus. Jumlah ini diperkirakan berasal dari permintaan KEK Sei Mangkei hingga Jambi. Selain itu, juga merupakan tambahan permintaan dari empat pelabuhan kompetitornya Port of Singapore, Port Tanjung Pelepas, Port Klang dan Pelabuhan Penang.
Baca Juga:
“Dengan pengembangan menjadi hub-internasional, diharapkan Indonesia menikmati demand yang selama ini dinikmati oleh Singapura dan Malaysia,” ujarnya.
Agung mengatakan, keberadaan Pelabuhan Kuala Tanjung diharapkan bisa mendorong fungsi Selat Malaka yang terbuka dan bebas, khususnya untuk mendukung kelancaran perdagangan internasional juga untuk mendukung penggunaan infrastruktur berkelas dunia.
Agung juga mengatakan keberadaan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai pelabuhan multiguna juga diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan industri kelautan yang berdaya saing dan terbangunnya infrastruktur keluatan yang andal. Selain itu, juga mendorong terselesaikanya tentang tata ruang laut, perlindungan laut, serta terlaksananya diplomasi maritim dan terbentuknya wawasan identitas dan budaya bahari.
Agung berujar, keberadaan Pelabuhan Kuala Tanjung juga diharapkan mendorong pertahanan dan keamanan keluatan yang tangguh, terlaksananya penegakan kedaulatan hukum dan keselamatan di laut, mendorong terlaksananya tata kelola keluatan yang baik.
Simak berita tentang CPO hanya di Tempo.co