TEMPO.CO, Jakarta - Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri memperkirakan rupiah akan melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Reny memprediksi rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp 14.878 - Rp 14.968 per dolar AS.
Baca: BI Jaga Instrumen Berdenominasi Rupiah Tetap Menarik
"Rupiah melanjutkan pelemahan karena kebijakan tarif baru oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Cina," kata Reny saat dihubungi, Selasa, 18 September 2018.
Reny mengatakan faktor yang membuat rupiah bisa melemah hari ini adalah hasil rilis defisit neraca perdagangan Indonesia kemarin.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto juga memprediksi rupiah akan hari ini.
"Melemah terimbas perang dagang lanjutan. Rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.880 - Rp 15.000 per dolar AS," kata William.
William juga memperkirakan adanya defisit Neraca Perdagangan menjadi salah satu faktor yang membuat pergerakan rupiah melemah hari ini.
Kemarin, Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2018 defisit sebesar US$ 1,02 miliar. Angka tersebut menurun jika dibandingkan neraca perdagangan pada Juli 2018 yang defisit US$ 2,03 miliar.
"Penyebabnya ekspor lebih kecil dibandingkan dengan impor. Ekspor sudah besar tetapi impornya lebih besar lagi," ujar Kepala BPS Suhariyanto di kantor Badan Pusat Statistik, Senin, 17 September 2018.
Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di angka Rp 14.859 pada Senin, 17 September 2018. Angka tersebut menunjukkan pelemahan 14 poin dari nilai sebelumnya, yaitu Rp 14.835 pada penutupan Jumat, 14 September 2018.
Sedangkan pada 17 September 2018, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah, yaitu Rp 14.933 dan kurs beli Rp 14.785.