TEMPO.CO, Jakarta - Chief Economist Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG akan menguat hingga akhir September 2018. Lana memperkirakan IHSG akan berada di kisaran 6.100.
Baca juga: IHSG Dibuka Menguat 3.661 Poin ke 5.834,76
"Saya kira kalau naik masih akan sekitar 6.100an paling tinggi, mungkin 6.120," kata Lana saat dihubungi, Jumat, 14 September 2018.
Menurut Lana, penguatan IHSG pada September juga terlihat secara historis. Lana mengatakan kemungkinan di tahun terakhir itu 70 persen itu naik.
"Itu dari historis ya, tentu kita tidak tahu ada apa nanti di tengah September di tengah isu apa itu, tapi biasanya September naik," ujar Lana.
Menurut Lana, isu yang menjadi faktor yang pengaruh pergerakan IHSG adalah rapat bank sentral Amerika Serikat atau The Fed. Dalam agenda The Fed akan melakukan rapat pada 25-26 akan jadi penutup bulan ini.
Lana melihat pelaku pasar sudah memperkirakan kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga. "Cukup tinggi, sekitar 93 persen lebih memperkirakan akan naik," kata Lana.
Namun, kata Lana ketika The Fed menaikkan suku bunga di pasar saham tidak terlalu bergejolak. Menurut Lana pasa saham akan terpengaruh kenaikan suku bunga AS, jikaa dolar AS menguat signifikan dan rupiah melemah.
IHSG menguat pada penutupan perdagangan hari ini. IHSG ditutup berada di angka 5.931,281. Angka tersebut menunjukkan penguatan 1,25 persen atau melemah 73,007 dari pembukaan perdagangan. Pada pembukaan perdagangan, IHSG berada pada 5.870,985.
Sepanjang perdagangan BEI mencatat angka IHSG tertinggi berada pada 5.931,281. Sedangkan nilai terendah berada pada 5.870,985.
Terdapat 238 emiten mengalami penguatan, 131 emiten melemah, dan 126 emiten stabil. Ada 7,6 miliar volume saham yang diperjualbelikan dengan frekuensi 341 ribu kali. Nilai harian transaksi saham, yaitu Rp 7,7 triliun. Aksi beli bersih asing tercatat Rp 270,74 miliar.