TEMPO.CO, BANDUNG - Penjabat Gubernur Jawa Barat Komisaris Jenderal Mochamad Iriawan mencanangkan nama jalan tol terusan Soroja-Pusdai itu dengan nama NS (North-South) – Link. “Ini akan menjadi ikon Kota Bandung karena sampai sekarang belum ada tol dalam kota di Jawa kecuali di Jakarta. Jakarta pun hanya dari Tanjung Priok ke Cawang, sisanya tol antar kota,” kata dia di Bandung, Selasa, 4 September 2018.
Baca juga: Luhut Pandjaitan Targetkan Groundbreaking Jalan Tol Cigatas 2018
Iriawan mengklaim, jalan tol tersebut akan dilanjutkan oleh Ridwan Kamil, gubernur terpilih Jawa Barat yang akan dilantik, Rabu, 5 September 2018 di Istana Negara, Jakarta, oleh Presiden Joko Widodo. “Kami sudah bicara secara khusus dengan Pak RK (Ridwan Kamil),” kata dia.
Menurut Iriawan, dirinya sudah melobi pemerintah pusat agar jalan tol tersebut mendapat lampu hijau. Terakhir, dirinya mengaku sudah menelpon Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat. “Terakhir saya telpon Pak Menteri PUPR, katanya sudah turun ke Dirjen Bina Marga. Tentunya akan ada pengkajian. Saya ingin ini supaya betul-betul terlaksana, karena untuk mengurai kemacetan,” kata dia.
Iriawan optimis jalan tol NS-Link ini bisa terwujud. “Saya diskusi dengan beberapa teman di Kementerian, karena tidak pakai APBND dan APBD, biasanya lebih mudah,” kata dia.
Iriawan meneken MoU rencanan pembangunan jalan tol NS-Link tersebut dengan PT Citra Marga Lintas Jabar (CMLJ) pengelola jalan tol Soroja, serta PT Jasa Sarana perusahaan daerah milik pemerintah provinsi Jawa Barat di Gedung Sate, Bandung, Selasa, 4 September 2018. Naskah kesepahaman itu diantaranya menyetujui pengembangan jalan tol tersebut serta persetujuan pemberian izin penggunaan median jalan provinsi untuk membangun jalan tol tersebut.
Asisten Ekonomi Dan Pembangunan, Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, Eddy Iskandar Muda Nasution mengatakan, pemerintah provinsi tengah menuntaskan revisi RTRW Jawa Barat yang salah satunya memasukkan rencana jalan tol tersebut. “Kita lagi bereskan,” kata dia pada Tempo, Selasa, 4 September 2018.
Eddy mengatakan, MoU yang diteken pemerintah provinsi Jawa Barat dengan CMLJ dan Jasa Sarana itu intinya mencakup perluasan layanan jalan tol Soroja. NS-Link misalnya, akan menjadi perpanjangan jalan tol tersebut yang membelah ke tengah Kota Bandung.
“MoU ini menyepakati kerjasama untuk melakukan investasi. Dalam rangka dia mau investasi. Dia mau mengusulkan perluasan cakupan Soroja. Soroja kan dia yang mengelola, tinggal di perluas,” kata dia.
Pemilik PT Citra Marga Nusaphala (CMNP) Persada Jusuf Hamka mengatakan, proyek jalan tol yang digagas CMNP itu sengaja diserahkan pengembangannya pada PT Citra Marga Lintas Jabar (CMLJ). “Pertimbangannya biar lebih gampang. Biar bisa mengurai kemacetan di Kota Bandung, kan harus cepat,” kata dia di Bandung, Selasa, 4 September 2018.
Jusuf mengatakan, CMLJ dinilai lebih pas karena perusahaan yang kini mengelola jalan to Soroja itu dimiliki bersama oleh CMNP, PT Jasa Sarana, serta PT Wijaya Karya. “Karena CMLJ itu merepresentasikan tiga pihak yakni swasta, BUMN dan BUMD,” kata dia.
Menurut Jusuf, CMLJ sudah siap menggarap proyek tol dalam kota Bandung tersebut jika mendapat lampu hijau pemerintah. “Sangat siap. Jalan tol Soroja itu target awalnya 16 ribu kendaraan trafiknya sehari, sekarang sudah 33 ribu kendaraan, kadang 35 ribu kendaraan. Dan jalan tol Kota Bandung saya pikir minimum trafik 50 ribu kendaraan (per hari), bisa sampai 100 ribu kendaraan,” kata dia.
Dia mengklaim, biaya konstruksi pembangunan jalan tol dalam kota Bandung, Jawa Barat tersebut setara Rp 8,5 triliun akan ditanggung ketiganya sesuai dengan proporsi saham masing-masing. “Rp 8,5 triliun itu tidak akan keluar uang pemerintah, semuanya Insya Allah uang swasta,” kata Jusuf.