TEMPO.CO, Jakarta - Fitch Ratings mematok peringkat rating utang Indonesia pada level 'BBB'. Lembaga pemeringkat itu menilai Indonesia memiliki prospek stabil, mempertimbangkan beban pemerintah yang rendah, prospek pertumbuhan yang cukup baik dan indikator struktural lainnya yang masih di bawah negara peers.
Baca: Fitch Prediksi BI Pertahankan Bunga Acuan Hingga Akhir Tahun
"Kebijakan moneter dan kebijakan nilai tukar Bank Indonesua dinilai cukup membantu dalam menstabilkan arus modal asing," ujar laporan Fitch Rating dilansir dari Reuters, Senin, 3 September 2018. Kendati, Fitch menilai masih ada kegelisahan di pasar aset mengingat adanya kemungkinan melebarnya defisit neraca berjalan dan ketergantungan modal asing.
Pada Jumat lalu, BI mengumumkan upayanya melakukan intervensi di pasar valuta asing dan surat utang negara untuk mempertahankan kurs rupiah. Pasalnya, Jumat lalu rupiah melanjutkan pelemahannya hingga sempat menembus Rp 14.800 per dolar AS.
"Tensi dalam perdagangan global juga dapat menyebabkan melebarnya defisit neraca berjalan lebih dari yang diprediksikan," kata Fitch.
Di sisi lain, Fitch memprediksi pertumbuhan Indonesia akan meningkat ke level 5,2 persen pada 2019 dan 5,3 persen pada 2020, dari prediksi pertumbuhan 5,1 persen pada 2018. Pertumbuhan itu didukung oleh ditekannya pengeluaran untuk infrastruktur.
"Namun, ketidakpastian seputar perkiraan ini telah meningkat karena pertumbuhan investasi telah melambat dalam kuartal terakhir, dan kenaikan suku bunga bisa menghambat pertumbuhan," ujar Fitch.
Desember lalu, Fitch menaikkan peringkat Indonesia dari 'BBB-' menjadi 'BBB' dengan outlook stabil lantaran adanya kebijakan ekonomi dan moneter yang menyebabkan perekonomian dalam negeri bertahan dari tekanan eksternal.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyebutkan afirmasi rating Indonesia pada level BBB dengan outlook stabil merupakan cerminan keyakinan lembaga rating atas perekonomian Indonesia. "Komitmen yang kuat dalam menjaga stabilitas dan memperkuat ketahanan ekonomi di tengah ketidakpastian global yang terus berlanjut mencerminkan kebijakan otoritas yang kredibel," kata Perry dalam siaran pers, Senin, 3 September 2018.
Baca: Apa Alasan Fitch Naikkan Peringkat Utang RI?
Ke depan, kata Perry, pihaknya akan terus memperkuat koordinasi antar otoritas dalam rangka implementasi bauran kebijakan. "Termasuk upaya perbaikan defisit transaksi berjalan untuk menjaga stabilitas makroekonomi serta menjaga momentum pertumbuhan ekonomi," ucapnya.
Simak berita menarik lainnya terkait Fitch hanya di Tempo.co.