TEMPO.CO, Jakarta - Analis pasar modal Muhammad Nafan Aji Gusta dari Binaartha Sekuritas menyarankan investor pemula agar menghindari saham gorengan karena dapat membuat rugi nilai investasi.
Baca juga: Saham-saham Emiten BUMN Melemah Akibat Krisis Turki
"Pergerakan saham gorengan mudah naik dan turun, tentunya akan menyulitkan bagi investor pemula," ujar Nafan di Jakarta, Kamis, 23 Agustus 2018.
Nafan mengatakan saham gorengan memiliki pergerakan yang tidak wajar dan harganya mudah berubah karena relatif murah, sehingga mudah dipermainkan oleh investor dengan modal besar.
"Biasanya investor pemula akan tergiur masuk ke suatu saham yang harganya tiba-tiba naik. Padahal, bisa saja saham itu sedang 'digoreng' oleh pemodal besar," katanya.
Baca juga: Bangun Pabrik dan Beli Mesin, Madusari Lepas Saham ke Publik
Saham gorengan, lanjut Nafan, biasanya juga bergerak secara tiba-tiba dengan volume transaksi yang mendadak besar dibandingkan biasanya, sehingga menjadi sulit terdeteksi oleh analisis teknikal. "Jika menemukan saham yang bergerak seperti itu maka investor perlu waspada," katanya.
Nafan menyarankan investor agar memilih saham berbasis kinerja fundamental, misalnya kinerja keuangannya seperti laba bersih, pendapatan serta return on asset (ROA), return on equity (ROE).
Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai sejumlah saham yang terindikasi masuk dalam kategori saham gorengan. Saham-saham itu bergerak di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA).
ANTARA