TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menargetkan pembiayaan untuk proyek infrastruktur akan tumbuh sekitar Rp 15 triliun sampai dengan Rp 20 triliun pada tahun depan. Kenaikan nilai pinjaman ini didorong oleh penyelesaian proyek infrastruktur yang diinisiasi oleh pemerintah.
Baca: Bank Mandiri Bakal Terbitkan Obligasi Rp 3,5 Triliun
Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan, sepanjang periode Januari - Juni 2018, penyaluran pembiayaan Bank Mandiri ke sektor infrastruktur sudah mencapai Rp 165,8 triliun. Angka tersebut tumbuh 24,1 persen dari periode sama tahun lalu.
Porsi terbesar disalurkan pada sektor transportasi dengan nilai Rp 39,3 triliun, lalu sektor listrik Rp 36,8 triliun, ada juga sektor migas dan energi terbarukan Rp 24,1 triliun. “Tahun depan kami targetkan Rp15 triliun sampai dengan Rp20 triliun,” ujar Royke, Ahad, 20 Agustus 2018.
Baca: Bank Mandiri Catatkan Pertumbuhan Kredit 11,8 Persen
Secara umum Bank Mandiri menilai proyek infrastruktur pada tahun depan masih akan menggeliat. Tak hanya itu, proyek-proyek infrastruktur tersebut diharapkan bakal jadi katalis positif bagi penyaluran kredit perbankan.
Dalam RAPBN 2019, pemerintah menetapkan kenaikan anggaran untuk infrastruktur dari tahun ini Rp 410 triliun menjadi Rp 420 triiun pada tahun depan. Komitmen peningkatan ini memang sesuai dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN 2015-2019 pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo menaruh fokus utama pada pembangunan infrastruktur.
Hingga akhir semester satu tahun 2018, penyaluran kredit infrastruktur Bank Mandiri tumbuh 11,8 persen secara yoy menjadi Rp 762,5 triliun. Sementara itu, total himpunan dana pihak ketiga atau DPK perseroan mencapai Rp 803,02 triliun sampai dengan Juni 2018 atau naik 5,5 persen secara yoy jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 760,8 trilun.
BISNIS