TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. akan menerbitkan obligasi senilai Rp 3,5 triliun pada kuartal III/2018 untuk kebutuhan pendanaan perseroan. Sebanyak Rp 500 miliar dana berupa obligasi subordinasi yang dapat dikonversi sebagai modal guna memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan soal surat utang.
BACA: Tiga Bank BUMN Danai Akuisisi Saham Freeport oleh Inalum
“MTN (medium term note) subordinasi Rp 500 miliar sedang proses book building. Rencananya akhir Juli 2018 akan diterima proceednya,” kata Direktur Treasury and International Banking Bank Mandiri Darmawan Junaidi, Selasa, 24 Juli 2018.
Sementara itu, surat utang senilai Rp 3 triliun merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Tahap III. Obligasi ini akan digunakan untuk memperkuat profil pendanaan dalam rangka pembiayaan kredit jangka panjang termasuk proyek infrastruktur dan energi.
Darmawan melanjutkan, setelah mendapatkan tambahan dana dari surat utang tersebut akan menekan rasio kredit terhadap dana (loan to deposit ratio/LDR) menjadi pada kisaran 91—93 persen. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, rasio kredit dan simpanan mencapai 94,57 persen pada paruh pertama 2018. Angka tersebut naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 89,4 persen.
Kenaikan LDR disebabkan oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang melambat di tengah laju pertumbuhan kredit. Total himpunan DPK bank berkode emiten BMRI ini mencapai Rp 803,02 triliun sampai dengan Juni 2018, atau tumbuh 5,5 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 760,8 trilun.
Dari segi fungsi intermediasi, penyaluran kredit Bank Mandiri sampai dengan semester I/2018 tumbuh 11,8 persen (yoy) menjadi Rp 762,5 triliun. Angka tersebut diklaim serupa dengan rata-rata pertumbuhan kredit perseroan selama 5 tahun terakhir sebesar 11,9 persen.
Pertumbuhan penyaluran kredit ditopang oleh segmen korporasi dengan peningkatan sebesar 22,2 persen menjadi Rp 296,8 triliun. Kredit di segmen mikro turut mengalami pertumbuhan dua digit, atau 24,8 persen menjadi Rp 90,6 triliun. Portofolio kredit Bank Mandiri sebesar 78,2 persen bersifat produktif dan 21,8 persen konsumtif.
BISNIS