Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Idul Adha, Jumlah Ternak Kurban di Yogyakarta Melonjak

image-gnews
Petugas memeriksa sapi kurban dagangan di Pasar Hewan Pon Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, 31 Agustus 2016. Sejak sebulan menjelang Idul Adha Dinas Peternakan dan Perikanan setempat memeriksa kesehatan hewan kurban secara intensif. ANTARA FOTO
Petugas memeriksa sapi kurban dagangan di Pasar Hewan Pon Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, 31 Agustus 2016. Sejak sebulan menjelang Idul Adha Dinas Peternakan dan Perikanan setempat memeriksa kesehatan hewan kurban secara intensif. ANTARA FOTO
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepala Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta Sasongko menuturkan Idul Adha tahun ini total ada 19 ribu ekor sapi untuk kurban di wilayah daerah tersebut. Jumlah ini meningkat sekitar 1.000 ekor dibanding tahun sebelumnya yang ada di kisaran 18 ribuan ekor.

Baca: Menjelang Idul Adha 2018 Harga Sapi Naik 20 Persen

Sedangkan untuk kurban domba dan kambing total ada 46 ribu ekor atau meningkat sekitar 5 persen dibanding tahun sebelumnya. “Ada peningkatan hewan kurban tahun ini, penyebabnya salah satunya kesadaran yang makin tinggi untuk berkurban namun juga bisa karena kemampuan perekonomian warga yang makin membaik,” ujar Sasongko di komplek Kantor Gubernur DIY, Senin 20 Agustus 2018.

Sasongko menambahkan tingginya angka kurban di Yogyakarta tahun ini juga bisa dipengaruhi ketersediaan stok hewan ternak yang melimpah sehingga harga-harga tak mengalai gejolak dan masih bisa dijangkau masyarakat yang ingin berkurban. Setiap tahun pemerintah pemerintah daerah memiliki program peningkatan produksi ternak di Yogya.

Baca: Menjelang Idul Adha 2018, Bojonegoro Antisipasi Anthrax

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk peningkatan produksi ternak sapi sendiri ada program pemerintah DIY bernama Siwab yang merupakan kependekan dari Sapi Indukan Wajib Bunting. Program ini melarang dilakukan pemotongan sapi-sapi indukan yang produktif.

“Sapi produktif yang dilarang dipotong ini kami minta sebagai pabriknya pedhet (anak sapi), agar terus produktif,” ujar Sasongko. Sapi-sapi produktif itu oleh pemerintah DIY juga difasilitasi pengembangbiakannya melalui bantuan pemerintah untuk peternak.

Tahun 2018 ini, ada 100.800 ekor sapi produktif yang dikembangkan peternak binaan pemerintah DIY. Sedangkan pada tahun 2017 lalu ada 100.021 ekor sapi produktif yang dikembangkan.

Sasongko menuturkan peningkatan ternak kurban menjelang Idul Adha tahun ini diimbangi dengan semakin banyaknya petugas yang diturunkan untuk memantau kondisi ternak. “Kami dibantu 375 mahasiswa fakultas kedokteran hewan UGM untuk memantau kondisi kesehatan ternak kurban di seluruh wilayah DIY,” ujarnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cerita dari Kampung Arab Kini

5 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

8 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Kapan Idul Fitri Pertama Kali Dilaksanakan? Begini Sejarahnya

14 hari lalu

Umat Muslim menghadiri salat Idul Fitri yang menandai akhir Ramadan, di kompleks Al-Aqsa, yang juga dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount, di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Kota Tua Yerusalem, 10 April 2024. REUTERS/Ammar Awad
Kapan Idul Fitri Pertama Kali Dilaksanakan? Begini Sejarahnya

Imam Ibnu Katsir menjabarkan bahwa perayaan Idul Fitri pertama kali terjadi di masa Rasulullah SAW. Begini sejarahnya.


Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

26 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

Ahli gizi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo membagikan kiat konsumsi makanan yang aman bagi pengidap diabetes saat hari raya lebaran.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

45 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

49 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

53 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.


Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi meletus lagi, mengirim material vulkanik hingga setinggi tiga kilometer di atas puncak gunung itu, Jumat pagi 10 April 2020. Letusan itu adalah yang ketujuh sejak yang pertama Jumat pagi 27 Maret lalu. FOTO/DOK BPPTKG
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.