TEMPO.CO, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia atau BEI kedatangan tamu dari Bangladesh yakni Primary Dealer Bangladesh Limited (PDBL), Rabu, 18 Juli 2018. Direktur PT Penilai Harga Efek Indonesia atau IPBA Wahyu Trenggono mengatakan kedatangan asosiasi perbankan asal Bangladesh tersebut untuk mempelajari infrastruktur pasar modal, khususnya pasar utang di Indonesia.
BACA: Profil Inarno Djajadi, Bos Baru BEI
"Mereka (PDBL) infrastruktur pasarnya masih sederhana. Kami malah sudah ada bond pricing agency dan money market broker. Mereka ini belum ada," kata Wahyu ditemui usai memberikan sambutan kedatangan asosiasi di Gedung BEI, Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu.
Adapun PDBL merupakan asosiasi bank-bank di Bangladesh yang memiliki hak untuk menerbitkan surat utang. Khususnya adalah surat utang negara (SUN) dari Pemerintah Bangladesh.
Wahyu menjelaskan, IPBA bakal memberikan fasilitas kepada asosiasi Bangladesh untuk dapat berdialog langsung dengan otoritas dan pelaku pasar. Misalnya, kata Wahyu, untuk bertemu money market broker, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan bank-bank di Indonesia.
Selain itu, Wahyu mengatakan pertemuan ini bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengembangkan pasar di Bangladesh. Seperti membangun bank-bank atau membuka jasa IPBA di sana. "Ini bisa jadi peluang buat market player kita. Baik perbankan, money market broker, atau IPBA untuk berikan jasa," tutur dia.
BACA: Pemilik Gedung Bursa Efek Indonesia Bisa Dijerat dengan UU Ini
Sementara itu, Ketua Komite Teknis PDBL Ashim Kumar Saha mengaku senang bisa diberikan kesempatan belajar mengenai infrastruktur pasar di BEI. Ia mengatakan ingin mendapat keahlian dan pengetahuan mengenai perkembangan pasar sekuritas.
"Karena beberapa keterbatasan kami, jadi kami mempelajari bagaimana pasar security Indonesia. Kami ingin berbagi dengan Anda," kata Kumar dalam pidatonya di BEI.