TEMPO.CO, BANDUNG - Sebagian penjual daging ayam di Bandung mengeluhkan kenaikan harga belakangan ini. Dalam kurun hampir sepekan terakhir, kenaikan harganya mencapai Rp 4000 per kilogram. "Kepala jadi pusing, biasanya jual Rp 38 ribu per kilo," kata Neng, penjual daging ayam di Pasar Kordon Bandung, Selasa, 10 Juli 2018.
Kenaikan harga daging ayam itu membuat kiosnya harus mengurangi persediaan. Selain langganan tetap, beberapa pembeli urung membeli karena dinilai mahal. "Mulai naik Jumat lalu, dari Rp 39 ribu, 40, sekarang Rp 42 ribu," ujarnya.
Meskipun harga naik, pasokan dari penyuplai tetap normal. Sejauh ini dia tidak tahu penyebab kenaikan harganya.
Baca juga: Harga Daging Ayam Terus Naik, Bulog: Diduga Masih Ada Penimbunan
Pemilik warung yang juga menjual sayur dan ayam, Sukarno di daerah Buah Batu, Bandung, mengakui hal serupa. "Waktu mau Lebaran sempat harganya Rp 45 ribu, lama-lama turun," katanya, Selasa, 10 Juli 2018.
Belakangan, sekitar hampir sepekan, daging ayam yang biasanya dijual ke konsumen antara Rp37-38 ribu, bergerak naik dua hari sekali. "Sekarang jualnya Rp 42 ribu, sama kayak yang jual di pasar," kata dia.
Simak: Harga Daging Ayam dan Telur Mahal, Kemendag Panggil Peternak
Sebelumnya, harga telur ayam terkerek signifikan. Saat Lebaran berkisar Rp 22-24 ribu, kata Sukarno, kini menjadi Rp 28-30 ribu per kilogram.
Selain itu, beberapa jenis sayuran juga harganya tetap mahal sejak Lebaran lalu. Harga buncis dan kacang panjang belum kembali. "Nggak tahu kenapa itu pada jadi mahal," katanya.
Spekulasi yang berkembang, kenaikan harga bahan pangan itu terkait dampak nilai tukar US$ Dollar dengan Rupiah. Selain itu diduga akibat permintaan daging ayam yang tinggi terkait pesta pernikahan.