TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso menduga masih ada spekulan yang bermain dalam perdagangan daging ayam di pasaran. Walhasil, harga daging ayam selama Ramadan ini terus naik dan turut menyumbang inflasi pada Mei 2018.
"Barangnya ada, hanya saja tidak dikeluarkan," kata Budi Waseso yang biasa dikenal sebagai Buwas dalam Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Pengamanan Idul Fitri 2018 di Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa, 5 Juni 2018.
Baca: Kota Bandung Gandeng Swasta Sediakan Daging Ayam Beku
Modus ini, kata Buwas, selalu saja terjadi menjelang hari besar seperti Lebaran 2018. Untuk itu, ia meminta Satuan Tugas Pangan segera turun ke lapangan serta menindak para pelakunya. "Para spekulan-spekulan itu membuat harga ayam bergejolak, Satgas lah yang tahu di mana mereka menimbunnya," tuturnya.
Sebelumnya, dalam rilis Senin, 5 Juni 2018, Badan Pusat Statistik menyatakan angka inflasi pada Mei 2018 mencapai 0,21 persen secara bulanan (month to month) atau 3,23 persen secara tahunan (year on year). Meski angkanya masih terkendali, inflasi ini dipengaruhi naiknya harga daging ayam serta busana selama Ramadan.
Baca: Harga Daging Ayam dan Telur Mahal, Kemendag Panggil Peternak
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengakui harga daging ayam serta daging sapi masih fluktuatif alias naik-turun. Harga ini diprediksi akan terus naik dari harga rata-rata saat ini sebesar Rp 40 ribu.
Ia mengakui Bulog memang bisa menggelontorkan daging ayam murah ke pasaran. Namun ia tetap mengingatkan agar para pengusaha jangan mematok harga berlebihan atau melakukan aksi klasik seperti penimbunan lagi. "Ingat ada satgas pangan," ucapnya.
Baca: Harga Daging Ayam dan Telur Mahal, Kemendag Panggil Peternak