Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Harga Minyak Dunia Berpotensi Sentuh Angka USD 150 per Barel

image-gnews
Petugas melakukan pemeriksaan rutin pada tangki timbun di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina di Pontianak, Kalimantan Barat, 14 Oktober 2017. TBBM Pontianak setiap harinya mendistribusikan 2.578 liter untuk berbagai jenis BBM guna mendukung program BBM satu harga Pemerintah Joko Widodo dan Jusuf Kalla. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Petugas melakukan pemeriksaan rutin pada tangki timbun di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina di Pontianak, Kalimantan Barat, 14 Oktober 2017. TBBM Pontianak setiap harinya mendistribusikan 2.578 liter untuk berbagai jenis BBM guna mendukung program BBM satu harga Pemerintah Joko Widodo dan Jusuf Kalla. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para investor minyak diprediksi menyesal telah mendorong perusahaan untuk melakukan aksi beli dibandingkan berinvestasi untuk pertumbuhan harga minyak di masa mendatang. Musababnya kelangkaan eksplorasi minyak telah memicu kemungkinan adanya lonjakan harga minyak secara tak terduga.

"Sejumlah perusahaan dipaksa fokus pada dorongan produksi minyak dan distribusi pemegang saham untuk mengorbankan anggaran modal untuk mencari pemasok baru," ujar sejumlah analis Sanford C. Bernstein & Co. termasuk Neil Beveridge, seperti dilansir dari Bloomberg, Sabtu 7 Juli 2018.

Baca: Harga Minyak Mentah Dunia Turun Seusai Pertemuan Trump-Macron

Hal tersebut menyebabkan persediaan minyak di sejumlah produsen utama anjlok dan rasio investasi kembali industri terjun ke level terendah. Sehingga, memberi jalan bagi harga minyak untuk melampaui rekor yang dicapai 10 tahun lalu.

Sejumlah analis Bernstein mengungkapkan investor yang telah menelurkan tim manajemen untuk berkuasa di belanja modal dan mengembalikan uang tunai akan menyesalkan kurangnya investasi dalam industri. Seberapa pun penyusutan pasokan yang terjadi akan menghasilkan lonjakan tinggi pada harga minyak, bahkan berpotensi menyentuh US$150 per barel seperti pada 2008.

Perusahaan minyak terkemuka di dunia termasuk Royal Dutch Shell Plc dan BP Plc menavigasi kemerosotan harga pada 2014 dengan memangkas biaya operasional, menjual aset dan menagih utang agar bisa memuaskan investor dengan dividen yang besar.

Dalam laporan Sanford C. Bernstein & Co., kelebihan pasokan minyak global pada beberapa tahun terakhir telah menutupi kekurangan investasi yang cukup parah. Kemudian, harga minyak rebound ke level tertingginya pada lebih dari tiga tahun terakhir karena OPEC dan sekutunya mulai menahan produksi pada awal 2017 untuk memangkas kelebihan minyak global.

Para produsen itu sekarang menargetkan untuk memompa lebih banyak demi mendinginkan gejolak pasar. Tetapi, gangguan dari Libya dan Venezuela justru terus mendorong harga minyak naik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Persediaan minyak pada tiga perusahaan minyak teratas dunia itu telah mengalami penurunan sebanyak 30% secara rata-rata sejak 2000. Hanya Exxon dan BP yang menunjukkan performa lebih baik karena terbantu oleh akuisisi.

Sementara itu, lebih dari 1 miliar orang diproyeksi berurbanisasi ke Asia dalam dua dekade ke depan sehingga akan mendorong permintaan mobil, perjalanan udara, kemacetan, dan plastik yang membutuhkan minyak dalam pembuatannya.

"Jika permintaan minyak terus meningkat hingga 2030 dan seterusnya, strategi pengembalian uang ke pemegang saham dan mengurangi investasi pada persediaan minyak hanya akan menabur benih baru untuk supercycle selanjutnya. Perusahaan yang memiliki kemampuan untuk produksi atau kemampuan untuk menyerap pasokan akan mendapat untung, sedangkan yang lain tidak dapat," ungkap Beveridge.

Harga minyak Brent pernah reli menyentuh level US$147 per barel pada 2008 karena adanya lonjakan permintaan, tapi pasokan minyak tidak tersedia dan ketidaksiapan produsen untuk memenuhi lonjakan harga seluruh komoditas yang memicu supercycle.

Pada penutupan perdagangan Jumat 6 Juli 2018, harga minyak Brent tercatat berada sebesar US$77,11 per barel, turun tipis 0,36% atau 0,28 poin dari sesi sebelumnya. Adapun harga minyak West Texas Intermediate terkerek 1,18% atau 0,86 poin menjadi US$73,8 per barel.

BISNIS.COM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Ilustrasi mata uang dolar.  REUTERS/Guadalupe Pardo
Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

Kenaikan harga minyak juga disebabkan penguatan dolar AS.


Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

6 hari lalu

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp15.692 pada perdagangan hari ini. TEMPO/Tony Hartawan
Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.


Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

6 hari lalu

Kilang Minyak Pertamina Dumai. antaranews.com
Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

Konflik Israel Iran yang diprediksi masih panjang membuat harga minyak dunia melambung.


Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

6 hari lalu

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.


Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

7 hari lalu

Ilustrasi rupiah. Pexels/Ahsanjaya
Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

Nilai tukar dolar Singapura terhadap rupiah malah cenderung lebih turun yakni Rp 11.854


Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

7 hari lalu

Petugas tengah menunjukkan contoh emas berukuran 1 kilogram di butik Galery24 Salemba, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. Harga emas 24 karat PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam terpantau naik pada perdagangan hari ini menjelang rapat The Fed soal kebijakan suku bunga. TEMPO/Tony Hartawan
Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.


Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

7 hari lalu

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic
Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.


Analis Sebut Harga Minyak Dunia Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar AS

10 hari lalu

Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Shannon Stapleton
Analis Sebut Harga Minyak Dunia Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar AS

Analis menyebut harga minyak alami kenaikan akibat konflik Iran-Israel.


Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

11 hari lalu

Ilustrasi Emas Batangan. TEMPO/Tony Hartawan
Iran Serang Israel, Harga Emas dan Minyak Dunia Masih Standar

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan harga emas dan minyak dunia saat ini masih standar.


Ditegur AS, Ukraina Berkukuh Fasilitas Migas Rusia Sah Jadi Target Serangan

34 hari lalu

Kilang minyak  Omsk, Rusia, 1 Desember  2020. REUTERS/Alexey Malgavko
Ditegur AS, Ukraina Berkukuh Fasilitas Migas Rusia Sah Jadi Target Serangan

Pejabat Ukraina menyebut serangan terhadap fasilitas energi Rusia sejalan dengan praktik terbaik NATO.