TEMPO.CO, Jakarta - Harga emas batangan keluaran PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. atau harga emas Antam hari ini Kamis, 18 April 2024 kembali naik.
Berdasarkan laman resmi Logam Mulia, harga emas Antam per gram ada pada level Rp 1.335.000. Bila dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya pada Rabu, 17 April 2024, harga emas Antam melambung Rp 14 ribu dari Rp 1.321.000 per gram.
Berikut daftar lengkap harga emas batangan Antam di situs Logam Mulia hari ini.
0,5 gram: Rp 717.500
1 gram: Rp 1.335.000
2 gram: Rp 2.610.000
3 gram: Rp 3.890.000
5 gram: Rp 6.450.000
10 gram: Rp 12.845.000
25 gram: Rp 31.987.000
50 gram: Rp 63.895.000
100 gram: Rp 127.712.000
250 gram: Rp 319.015.000
500 gram: Rp 637.820.000
1.000 gram: Rp 1.275.600.000
Sementara itu, harga jual kembali atau buyback emas Antam sebesar Rp 1.230.000 per gram. Harga buyback emas harus merujuk pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.10/2017.
Penjualan kembali emas batangan ke PT Antam Tbk. dengan nominal lebih dari Rp 10 juta akan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) 22. Besarannya 1,5 persen untuk pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan 3 persen untuk yang tidak memegang NPWP.
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, memperkirakan harga emas dunia bakal menguat bila konflik Iran dan Israel semakin meningkat. Kenaikan harga emas ini seiring dengan tren kenaikan harga minyak dunia.
"Perang tidak hanya akan mengganggu produksi, tetapi juga jalur distribusi. Situasi ini akan memicu lonjakan harga minyak," kata Josua di Jakarta, Rabu, 18 April 2024, seperti dikutip dari Antara.
Saat ini harga minyak mentah Brent telah mencapai US$ 90 per barel. Iran adalah salah satu produsen minyak terbesar di dunia dengan produksi sekitar 3,9 juta barel per hari, dengan ekspor minyak mencapai 1,29 juta barel per hari di 2023.
Sebagai salah satu importir minyak mentah terbesar di ASEAN, menurut Josua, maka Indonesia akan langsung terdampak jika terjadi kenaikan harga minyak dunia yang signifikan. Dalam hitungannya, harga emas diprediksi bertahan dan bahkan terus meningkat di atas US$ 2.000 per ounce karena investor mencari aset safe haven di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan pasar keuangan global akibat bangkitnya konflik di Timur Tengah.
Pilihan Editor: Konflik Iran-Israel Memanas, ESDM Yakin Cadangan BBM RI Aman