TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menggelar acara open house di rumahnya di Jalan Pati Unus nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, 15 Juni 2018. Di awal acara, pria kelahiran Sukoharjo, 59 tahun silam ini, sempat mengucapkan selamat Idul Fitri pada seluruh awak media.
"Idul Fitri itu kembali kepada suci. Karena itu dengan kesucian kita terus meningkatkan kinerja dan kinerja hanya akan berhasil kalau memang mendapat karunia dari Allah," kata Perry.
BACA JUGA: Ini Kisah Hidup Perry Warjiyo Sebelum Jadi Gubernur Bank Indonesia
Perry menegaskan dirinya berprinsip bahwa semua hal harus dilakukan sesuai kehendak Allah. "Sebab kekuasaan Allah akan melebihi dari setiap kekuasaan manusia," katanya.
Perry menuturkan, saat ini kondisi perekonomian global juga tengah mengalami dinamika yang tak menentu. Kondisi ekonomi global tersebutlah yang kini menjadi tantangan bagi perekonomian domestik dan juga pemerintah Indonesia. "Tantangan Indonesia sangat berat khususnya dari global dan ikhtiar kita harus maksimal," tutur Perry.
Untuk mengantisipasi hal itu, Perry mengatakan Bank Indonesia bakal menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 27-28 Juni 2018 untuk merespons perkembangan kebijakan bank sentral luar negeri seperti Federal Reserve (The Fed) dan European Central Bank (ECB). Menurut Perry, tak tertutup kemungkinan BI menaikkan kembali suku bunga atau BI 7-Day Repo Rate, seperti yang telah dilakukan sebelumnya.
BACA JUGA: Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia Pilihan Jokowi
"Bisa dalam bentuk kebijakan suku bunga, dan mungkin diikuti juga dengan relaksasi kebijakan makroprudensial dalam bentuk LTV (Loan to Value). Tapi konkritnya nanti akan diumumkan," ucapnya.
Perry menegaskan bahwa menaikkan suku bunga bukan satu-satunya opsi. Pada RDG nanti, kata dia, akan dibahas semua langkah untuk menjaga stabilitas ekonomi, khususnya rupiah. "BI siap melakukan langkah kebijakan pre emptive, front loading, dan ahead the curve dalam menyikapi perubahan arah kebijakan khususnya moneter dari The Fed dan ECB," katanya.
BACA JUGA: Ini Strategi Perry Warjiyo Stabilkan Nilai Rupiah
Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, tengah menjadi sorotan terkait kenaikan suku bunga baru-baru ini. Kenaikan kali ini mengkonfirmasi spekulasi banyak ekonom yang memperkirakan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga empat kali dalam satu tahun.