TEMPO.CO, Jakarta - Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) dan Asosiasi Pilot Garuda mengancam mogok pada pekan kedua Juli 2018 jika tidak mendapatkan solusi atas tuntutan mereka.
"Kami menyatakan akan melakukan aksi mogok paling lambat pada pekan kedua Juli 2018, jika belum terdapat solusi terbaik dari pihak pemerintah," kata Ketua Asosiasi Pilot Garuda Bintang Hardiono dalam keterangan resmi, Selasa, 12 Juni 2018.
Baca juga: Jika Pilot Garuda Mogok, TNI AU Tak Bisa Langsung Kerahkan Pilot
Awalnya, Asosiasi Pilot Garuda dan Sekarga mengancam 1.300 pilot dan 5.000 kru Garuda akan mogok pada musim arus mudik Lebaran 2018. Namun, rencana tersebut diurungkan setelah pemerintah membantu Satuan Tugas untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Bintang sangat mendukung kegiatan operasional untuk kelancaran arus mudik dan balik Lebaran tahun ini. Namun, dia khawatir kondisi ketidakpercayaan karyawan terhadap kepemimpinan Direksi Garuda Indonesia saat ini akan semakin berdampak terhadap kinerja perusahaan dan berpengaruh terhadap aspek-aspek lainnya.
Simak pula: Pilot Garuda Batal Mogok, Tunggu Jawaban Pemerintah hingga Juni
Bintang juga sangat menghormati langkah dari pemerintah melalui Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan yang membantu menyelesaikan permasalahan internal Garuda Indonesia. Hasilnya akan diputuskan pada pekan pertama Juli 2018.
APG bersama Sekarga menuntut restrukturisasi jumlah direksi dari delapan menjadi enam orang. Idealnya, cukup direktur utama, direktur operasi, direktur teknik, direktur keuangan, direktur personalia, dan direktur niaga.
Pekerja dan pilot Garuda meminta pergantian direksi dari kalangan profesional di bidang penerbangan dari kalangan internal perusahaan. Tuntutan tersebut diajukan setelah menilai terdapat beberapa masalah di tubuh manajemen emiten berkode GIAA.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk. Pahala Mansury meminta Pilot Garuda tetap fokus bekerja seperti biasa.