TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur La Nyalla Mahmud Mattalitti menyebutkan ada sektor yang terimbas sementara akibat serangan teror bom Surabaya pada akhir pekan lalu. Salah satunya sektor retail yang berhadapan langsung dengan konsumen.
Hal ini dapat dimengerti, kata La Nyalla, karena masyarakat saat ini menahan diri tidak keluar ke tempat ramai, seperti pusat perbelanjaan. "Tapi ini tidak akan berlangsung lama, karena Surabaya terkenal dengan keberaniannya," katanya dalam keterangan pers di Surabaya, Selasa, 15 Mei 2018. "Jiwa patriotisme dan heroisme dalam tubuh masyarakat Surabaya masih melekat, sehingga masyarakat tidak akan trauma terlalu lama dan ekonomi akan kembali berjalan normal."
Baca: Polisi Jaga Ketat Obyek Migas di Bojonegoro Setelah Bom Surabaya
Lebih jauh, La Nyalla menyatakan optimistis imbas peristiwa teror bom di sejumlah gereja di Surabaya hanya bersifat sementara bagi perekonomian Jawa Timur. "Pengusaha di Jatim tidak akan takut berimbas, karena mereka telah pegang kontrak. Kalaupun ada imbas, itu hanya bersifat sementara karena kaget saja," tuturnya.
Ia pun yakin serangan teror itu tidak akan berpengaruh besar terhadap kinerja perekonomian Jawa Timur di masa mendatang. Ekonomi Jawa Timur, menurut La Nyalla, akan tetap tumbuh sesuai dengan target yang ditetapkan.
Untuk terus menggenjot perekonomian daerah, Kadin Jawa Timur akan terus bekerja dengan pemerintah untuk meningkatkan ekonomi Jawa Timur yang masih bisa digenjot, khususnya di sektor domestik. Sebelumnya, Kadin Jawa Timur telah menggelar rapat pimpinan provinsi 2018 serta menekankan pentingnya kerja sama antara Kadin Jawa Timur dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk bersama-sama memacu kinerja ekonomi.
Wakil Ketua Umum Kadin Jawa Timur Dedy Suhajadi mengatakan rapat pimpinan provinsi telah menghasilkan penegasan bahwa siapa pun nanti yang menjadi gubernur, Kadin akan tetap berkomitmen mendukung dan bermitra dengan baik. "Kadin Jatim masih sangat konsisten mendorong para pengusaha agar lebih profesional, dengan dibuktikan dalam bentuk kerja sama Kadin Jatim dengan lembaga atau instansi-instansi yang ada di Jatim," katanya.
Akibat teror bom Surabaya itu, sejumlah negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, Australia, Singapura, dan Hong Kong, mengeluarkan imbauan bepergian atau travel advisory. Menanggapi hal tersebut, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengaku sangat memahami sikap sejumlah negara yang mengeluarkan travel advisory. "Kami tahu beberapa negara mengeluarkan travel advisory dan itu kami hargai. Kami sadar bahwa itu kewajiban negara melindungi warganya," ujarnya, Senin malam, 14 Mei 2018.
Menteri Arief lalu memastikan, melalui crisis centre, pemerintah terus meyakinkan para wisatawan Indonesia dalam kondisi aman. Kementerian Pariwisata, ucap Arief, juga meningkatkan keamanan aksesibilitas, atraksi, dan amenitas bagi wisatawan mancanegara pasca-ledakan bom di Surabaya.
Hingga kini, menurut Arief, iklim pariwisata tidak terganggu setelah adanya rentetan bom Surabaya dan travel advisory itu. "Bahwa terorisme itu mengganggu (pariwisata) itu iya. Tapi kami berikan pengertian bahwa tidak ada yang menginginkan ini, dan terorisme bisa terjadi di mana saja," ucapnya.
ANTARA