TEMPO.CO, Jakarta - Emiten PT Bank BRI Syariah dibuka di posisi Rp 610. Jumlah itu naik 19,61 persen dari harga penawaran umum perdana sebesar Rp 510. "Kami mengharapkan minimal 10 persen return on equity (jumlah laba bersih) pada tahap pertama," kata Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Rabu, 9 Mei 2018.
PT Bank BRIsyariah tercatat sebagai emiten baru di BEI hari ini, 9 Mei 2018. BRIsyariah dengan kode efek BRIS melepas 2.623.350.600 lembar saham baru atau 27 persen dari modal. Penawaran umum perdana BRIS sebesar Rp 510 per lembar.
Baca: BRI Syariah Lepas 2,6 Juta Saham Baru, Harga Rp 510 per Lembar
BRIsyariah merupakan anak perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk. BRIsyariah hadir sejak 17 November 2008 yang dapat diakses di 1.086 kantor layanan syariah di kantor BRI. Hingga Maret 2018, aset BRIsyariah mencapai Rp 44,7 triliun.
Haru mengharapkan BRIsyariah sebagai anak perusahaan PT BRI mampu menghasilkan laba 10 persen dari total ekuitas di tahap pertama. Tak hanya hasilkan laba, PT BRI juga menginginkan ada peningkatan nilai BRIS.
Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Klik Ro mengatakan, BRIS menjadi emiten syariah pertama BUMN yang masuk bursa pada 2018.
BRI Syariah menunjuk empat penjamin pelaksana emisi atau Joint Lead Underwriters. Keempat pelaksana emisi itu, yakni Bahana Sekuritas, CLSA Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan IndoPremier Sekuritas.