TEMPO.CO, Jakarta -CEO Lion Air Edward Sirait menyatakan pasokan kelapa sawit atau CPO dari Indonesia amat berlimpah. Dia berencana memanfaatkan minyak kelapa sawit menjadi bahan bakar pesawat atau bioavtur.
Menurut Edward, teknologi saat ini memungkinkan untuk produksi bioavtur. Dia meminta agar pesanan pesawat Lion Air Group bisa beroperasi dengan bahan bakar jenis bioavtur.
LionAir membeli pesawat baru berjenis 50 Boeing 737 MAX 10. Sebelumnya Lion Air sudah memiliki 294 pesawat jenis Boeing dan 50 pesawat AirBus.
Pembelian 50 Boeing tersebut ditaksir bernilai Rp 84,24 triliun atau US$ 6,24 miliar. Rencananya, Boeing 737 MAX 10 baru dikirim dari Amerika pada 2021.
Edward juga menanggapi pelarangan kelapa sawit ke Eropa. Menurut dia, ekspor impor dengan negara lain memerlukan diplomasi yang baik antar kedua negara.
Uni Eropa memutuskan melarang ekspor minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) dari Indonesia. Sebagai balasannya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito berencana melarang pembelian pesawat Airbus. Pelarangan itu berlaku bila negara asal perusahaan terkait melarang ekspor CPO dari Indonesia.
Edward mengharapkan kedua negara adil dalam berdagang. Dia menilai, maksud pernyataan Enggar untuk menegakkan keadilan berdagang.
"Mungkin kalau keadilan hanya Tuhan yang punya, kesetaraan lah. Kalau (barang) lu gue beli, ya lu beli juga dong punya gue," ujar Edward usai penandatanganan kontrak pembelian pesawat Boeing di Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Selasa, 10 April 2018.
Edward merasa mungkin saja larangan mengimpor pesawat itu terjadi. Namun dengan diplomasi, Edward yakin Uni Eropa memahami kebutuhan Indonesia. "Saya yakin pasti ngerti kok. Apa mau mereka kita tidak makan?" kata Edward.