TEMPO.CO, Jakarta -Hadirnya aplikasi transportasi online Go-Jek mendongkrak pendapatan pengemudinya. Survei yang dilakukan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) menyebutkan Go-Jek berkontribusi hingga Rp 9,9 triliun per tahun ke dalam perekonomian Indonesia.
Menurut manajer penelitian Paksi Walandouw, pendapatan rata-rata mitra pengemudi penuh waktu Go-Jek mencapai Rp 3,48 juta perbulan. Angka itu lebib besar 1,25 kali dibandingkan rata-rata upah minimum kota di 9 wilayah survei yang hanya sebesar Rp 2,8 juta per bulan. Angka Rp 3,48 juta didapat dari data pemerintah daerah yang diolah oleh peneliti.
Setelah bergabung dengan Go-Jek, menurut Paksi, rata-rata pendapatan mitra pengemudi menjngkat hingga 44 persen. Sementara, pengeluaran mitra pengemudi meningkat hingga 31 persen.
Penelitian dilakukan sejak Oktober hingga Desember 2017 dengan sampel 3.315 pengemudi roda dua, 3.465 konsumen, dan 806 mitra Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang tergabung dalam fitur Go-Food. Para responden tersebar di sembilan wilayah, yakni Bandung, Bali, Balikpapan, Jabodetabek, DIY Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, dan Surabaya.
Penelitian yang bekerja sama dengan Go-Jek Indonesia ini memiliki margin of error di bawah 5 persen. Meski begitu, penelitian ini hanya mencakup layanan transportasi Go-Ride dan Go-Food.
Baca: 7 Bank Ini Bakal Pungut Biaya Top Up Go-Pay
Paksi menyebutkan bahwa Go-Jek berkontribusi terhadap perekonomian melalui penghasilan mitra pengemudi dan mitra UMKM. Go-Jek menyumbang Rp 8,2 triliun per tahun atau Rp 682,6 miliar per bulan sejak bergabungnya mitra pengemudi. Sementara, penghasilan mitra UMKM yang tergabung dalam Go-Jek berkontribusi hingga Rp 1,7 triliun per tahun atau Rp 138,6 miliar per bulan.
“Jumlah kontribusi itu didapat dengan menanyakan berapa penghasilan sebelum dan sesudah bergabung dengan Go-Jek kepada pengemudi dan UMKM,” kata Paksi dalam pemaparannya di Hong Kong Café, Jakarta Pusat pada Kamis, 22 Maret 2018.
Sementara Go-jek juga mendorong mitra UMKM untuk beroperasi secara online sehingga lebih efisien dan mendapat pangsa pasar hang lebih besar. Volume transaksi mitra UMKM meningkat 85 persen dibanding sebelum bergabung dengan Go-Jek.
“Delapan puluh lima persen di antaranya meningkat lebih dari lima persen,” kata Paksi menambahkan. Selain itu, kata Paksi, 43 persen mitra UMKM juga mengalami kenaikan klasifikasi omzet.